Sabtu, 07 Desember 2013
irab budaya di hari Minggu, jalan di Kawasan Monas ditutup
Merdeka.com - Puncak penyelenggaraan Festival Agung Keraton Sedunia atau World Heritage Festival 2013 ditandai dengan dilaksanakannya kirab budaya pada hari Minggu (8/12) mendatang. Sejumlah ruas jalan di kawasan Monas akan ditutup dan dialihkan selama acara berlangsung.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menjelaskan, kirab budaya akan berlangsung pada Minggu, (8/12/2013) mulai pukul 15.00-18.00 WIB.
"Rute pawai kirab budaya melintasi gerbang Monas Timur Laut-Medan Merdeka Utara -Medan Merdeka Barat-Medan Merdeka Selatan dan finish di gerbang Monas Tenggara," kata Pristono di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (6/12).
Sementara itu, penutupan jalan saat rombongan kirab melintas bersifat situasional buka tutup. Adapun beberapa ruas jalan yang akan ditutup antara lain Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Majapahit, dan Jalan Budi Kemuliaan yang menuju bundaran air mancur.
Penutupan jalan akan dilakukan pada ruas Jalan Medan Merdeka Utara mulai pukul 14.00 WIB untuk mensterilkan lokasi dari kendaraan bermotor dan persiapan acara.
"Penutupan diperkirakan akan berakhir pada pukul 18.00 WIB," ungkap Pristono.
Dengan adanya kegiatan tersebut, kendaraan bermotor dilarang melintas pada jalur itu. Untuk pengalihan lalu lintas akibat penutupan jalan itu, dibagi menjadi empat alternatif pengalihan. Pengalihan pertama, yaitu pengalihan utara-selatan.
Kendaraan dari arah Harmoni atau Jalan Hayam Wuruk yang akan menuju Bunderan Hotel Indonesia atau Jalan MH Thamrin, dialihkan melalui Jalan Juanda-Jalan Pos-Jalan Gedung Kesenian-Jalan Lapangan Banteng-Jalan Pejambon-dan seterusnya. Pengalihan kedua, yaitu pengalihan selatan-utara.
Kendaraan dari arah Bunderan Hotel Indonesia atau Jalan MH Thamrin yang akan menuju Harmoni atau Jalan Hayam Wuruk, dialihkan melalui Jalan Budi Kemuliaan-Jalan Abdul Muis-Jalan Majapahit-dan seterusnya. Sementara Jalan Budi Kemuliaan akan diberlakukan satu arah mulai dari timur ke barat. Alternatif ketiga, pengalihan barat-timur.
Selanjutnya kendaraan dari arah Jatibaru yang akan menuju Tugu Tani, dialihkan melalui Jalan Kebon Sirih dan seterusnya. Untuk pengalihan timur-barat, kendaraan dari arah Tugu Tani yang akan menuju Jatibaru, akan dialihkan melalui Jalan Medan Merdeka Timur-Jalan Perwira-Jalan Lapangan Banteng-Jalan Veteran-Jalan Suryapranoto-dan seterusnya.
"Diimbau kepada para pengguna jalan agar menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang telah ditetapkan dan mematuhi rambu lalu lintas," kata Pristono.
irab budaya di hari Minggu, jalan di Kawasan Monas ditutup
Merdeka.com - Puncak penyelenggaraan Festival Agung Keraton Sedunia atau World Heritage Festival 2013 ditandai dengan dilaksanakannya kirab budaya pada hari Minggu (8/12) mendatang. Sejumlah ruas jalan di kawasan Monas akan ditutup dan dialihkan selama acara berlangsung.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menjelaskan, kirab budaya akan berlangsung pada Minggu, (8/12/2013) mulai pukul 15.00-18.00 WIB.
"Rute pawai kirab budaya melintasi gerbang Monas Timur Laut-Medan Merdeka Utara -Medan Merdeka Barat-Medan Merdeka Selatan dan finish di gerbang Monas Tenggara," kata Pristono di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (6/12).
Sementara itu, penutupan jalan saat rombongan kirab melintas bersifat situasional buka tutup. Adapun beberapa ruas jalan yang akan ditutup antara lain Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Majapahit, dan Jalan Budi Kemuliaan yang menuju bundaran air mancur.
Penutupan jalan akan dilakukan pada ruas Jalan Medan Merdeka Utara mulai pukul 14.00 WIB untuk mensterilkan lokasi dari kendaraan bermotor dan persiapan acara.
"Penutupan diperkirakan akan berakhir pada pukul 18.00 WIB," ungkap Pristono.
Dengan adanya kegiatan tersebut, kendaraan bermotor dilarang melintas pada jalur itu. Untuk pengalihan lalu lintas akibat penutupan jalan itu, dibagi menjadi empat alternatif pengalihan. Pengalihan pertama, yaitu pengalihan utara-selatan.
Kendaraan dari arah Harmoni atau Jalan Hayam Wuruk yang akan menuju Bunderan Hotel Indonesia atau Jalan MH Thamrin, dialihkan melalui Jalan Juanda-Jalan Pos-Jalan Gedung Kesenian-Jalan Lapangan Banteng-Jalan Pejambon-dan seterusnya. Pengalihan kedua, yaitu pengalihan selatan-utara.
Kendaraan dari arah Bunderan Hotel Indonesia atau Jalan MH Thamrin yang akan menuju Harmoni atau Jalan Hayam Wuruk, dialihkan melalui Jalan Budi Kemuliaan-Jalan Abdul Muis-Jalan Majapahit-dan seterusnya. Sementara Jalan Budi Kemuliaan akan diberlakukan satu arah mulai dari timur ke barat. Alternatif ketiga, pengalihan barat-timur.
Selanjutnya kendaraan dari arah Jatibaru yang akan menuju Tugu Tani, dialihkan melalui Jalan Kebon Sirih dan seterusnya. Untuk pengalihan timur-barat, kendaraan dari arah Tugu Tani yang akan menuju Jatibaru, akan dialihkan melalui Jalan Medan Merdeka Timur-Jalan Perwira-Jalan Lapangan Banteng-Jalan Veteran-Jalan Suryapranoto-dan seterusnya.
"Diimbau kepada para pengguna jalan agar menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang telah ditetapkan dan mematuhi rambu lalu lintas," kata Pristono.
irab budaya di hari Minggu, jalan di Kawasan Monas ditutup
Merdeka.com - Puncak penyelenggaraan Festival Agung Keraton Sedunia atau World Heritage Festival 2013 ditandai dengan dilaksanakannya kirab budaya pada hari Minggu (8/12) mendatang. Sejumlah ruas jalan di kawasan Monas akan ditutup dan dialihkan selama acara berlangsung.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono menjelaskan, kirab budaya akan berlangsung pada Minggu, (8/12/2013) mulai pukul 15.00-18.00 WIB.
"Rute pawai kirab budaya melintasi gerbang Monas Timur Laut-Medan Merdeka Utara -Medan Merdeka Barat-Medan Merdeka Selatan dan finish di gerbang Monas Tenggara," kata Pristono di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (6/12).
Sementara itu, penutupan jalan saat rombongan kirab melintas bersifat situasional buka tutup. Adapun beberapa ruas jalan yang akan ditutup antara lain Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan Majapahit, dan Jalan Budi Kemuliaan yang menuju bundaran air mancur.
Penutupan jalan akan dilakukan pada ruas Jalan Medan Merdeka Utara mulai pukul 14.00 WIB untuk mensterilkan lokasi dari kendaraan bermotor dan persiapan acara.
"Penutupan diperkirakan akan berakhir pada pukul 18.00 WIB," ungkap Pristono.
Dengan adanya kegiatan tersebut, kendaraan bermotor dilarang melintas pada jalur itu. Untuk pengalihan lalu lintas akibat penutupan jalan itu, dibagi menjadi empat alternatif pengalihan. Pengalihan pertama, yaitu pengalihan utara-selatan.
Kendaraan dari arah Harmoni atau Jalan Hayam Wuruk yang akan menuju Bunderan Hotel Indonesia atau Jalan MH Thamrin, dialihkan melalui Jalan Juanda-Jalan Pos-Jalan Gedung Kesenian-Jalan Lapangan Banteng-Jalan Pejambon-dan seterusnya. Pengalihan kedua, yaitu pengalihan selatan-utara.
Kendaraan dari arah Bunderan Hotel Indonesia atau Jalan MH Thamrin yang akan menuju Harmoni atau Jalan Hayam Wuruk, dialihkan melalui Jalan Budi Kemuliaan-Jalan Abdul Muis-Jalan Majapahit-dan seterusnya. Sementara Jalan Budi Kemuliaan akan diberlakukan satu arah mulai dari timur ke barat. Alternatif ketiga, pengalihan barat-timur.
Selanjutnya kendaraan dari arah Jatibaru yang akan menuju Tugu Tani, dialihkan melalui Jalan Kebon Sirih dan seterusnya. Untuk pengalihan timur-barat, kendaraan dari arah Tugu Tani yang akan menuju Jatibaru, akan dialihkan melalui Jalan Medan Merdeka Timur-Jalan Perwira-Jalan Lapangan Banteng-Jalan Veteran-Jalan Suryapranoto-dan seterusnya.
"Diimbau kepada para pengguna jalan agar menyesuaikan pengaturan lalu lintas yang telah ditetapkan dan mematuhi rambu lalu lintas," kata Pristono.
BERBAGAI MACAM KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Desa Wisata Kamasan Kabupaten klungkung,Bali (Budaya Bali)
Kamasan adalah sebuah komunitas seniman lukisan tradisional. Begitu intim dan begitu lama berkembangnya seni lukis tradisional maka para seniman menyebut hasil-hasil lukisan di sana memiliki gaya (style) tersendiri yaitu lukisan tradisional Kamasan. Sesungguhnya bakat seni tumbuh pula pada karya-karya seni lainnya yaitu berupa seni ukir emas dan perak dan yang terakhir ialah seni ukir peluru. Meskipun dari segi material yang digunakan kain warna logam mengikuti perubahan yang terjadi tetapi ciri khasnya tetap tampak dalam tema lukisan atau ukiran yaitu menggambarkan tokoh-tokoh wayang.
Suku Baduy diPedalaman Banten (Budaya Banten)
Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo
Upacara Ngaben Bali (Budaya Bali)
Ngaben adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sbg kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah. Seperti yg tulis di artikel ttg pitra yadnya, badan manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan kasar saja, atma-nya tidak. Nah ngaben adalah proses penyucian atma/roh saat meninggalkan badan kasar.
Upacara Kasada (Kasodo) dan Pura Luhur Poten Gunung Bromo (Budaya Jawa Timur)
Sejak Jaman Majapahit konon wilayah yang mereka huni adalah tempat suci, karena mereka dianggap abdi – abdi kerajaan Majapahit. Sampai saat ini mereka masih menganut agama hindu, Setahun sekali masyarakat tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada. Upacara ini berlokasi disebuah pura yang berada dibawah kaki gunung bromo. Dan setelah itu dilanjutkan kepuncak gunung Bromo. Upacara dilakukan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama dibulan Kasodo menurut penanggalan Jawa.
Tana Toraja – Tanah Kerajaan Surga (Budaya Sulawesi Selatan)
Perjalanan dari Makasar atau Ujung Pandang ke Toraja dengan melewati jalur pesisir sepanjang 130 km mendaki pegunungan. Setelah memasuki Tana Toraja, anda mulai memasuki pamandangan alam yang penuh dengan keagungan. Batu grafit dan batuan lainnya, serta birunya pegunungan di kejauhan setelah melewati pasar Desa Mebali akan terlihat masyarakat yang sedang beternak domba sehingga pemandangan terlihat kontras dengan padang rumput yang hijau subur, limpahan makanan di tanah tropis yang indah. Ini adalah Tana Toraja, salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia.
مرسلة بواسطة hendrik setiawan في 4:38 ص ليست هناك تعليقات: إرسال بالبريد الإلكتروني
كتابة مدونة حول هذه المشاركة
المشاركة في Twitter
المشاركة في Facebook
الخميس، 27 ديسمبر، 2012
budaya indonesia
budaya indonesia
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199 ”
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
BERBAGAI MACAM KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Desa Wisata Kamasan Kabupaten klungkung,Bali (Budaya Bali)
Kamasan adalah sebuah komunitas seniman lukisan tradisional. Begitu intim dan begitu lama berkembangnya seni lukis tradisional maka para seniman menyebut hasil-hasil lukisan di sana memiliki gaya (style) tersendiri yaitu lukisan tradisional Kamasan. Sesungguhnya bakat seni tumbuh pula pada karya-karya seni lainnya yaitu berupa seni ukir emas dan perak dan yang terakhir ialah seni ukir peluru. Meskipun dari segi material yang digunakan kain warna logam mengikuti perubahan yang terjadi tetapi ciri khasnya tetap tampak dalam tema lukisan atau ukiran yaitu menggambarkan tokoh-tokoh wayang.
Suku Baduy diPedalaman Banten (Budaya Banten)
Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo
Upacara Ngaben Bali (Budaya Bali)
Ngaben adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sbg kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi pembakaran jenazah. Seperti yg tulis di artikel ttg pitra yadnya, badan manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa (ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan kasar saja, atma-nya tidak. Nah ngaben adalah proses penyucian atma/roh saat meninggalkan badan kasar.
Upacara Kasada (Kasodo) dan Pura Luhur Poten Gunung Bromo (Budaya Jawa Timur)
Sejak Jaman Majapahit konon wilayah yang mereka huni adalah tempat suci, karena mereka dianggap abdi – abdi kerajaan Majapahit. Sampai saat ini mereka masih menganut agama hindu, Setahun sekali masyarakat tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada. Upacara ini berlokasi disebuah pura yang berada dibawah kaki gunung bromo. Dan setelah itu dilanjutkan kepuncak gunung Bromo. Upacara dilakukan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama dibulan Kasodo menurut penanggalan Jawa.
Tana Toraja – Tanah Kerajaan Surga (Budaya Sulawesi Selatan)
Perjalanan dari Makasar atau Ujung Pandang ke Toraja dengan melewati jalur pesisir sepanjang 130 km mendaki pegunungan. Setelah memasuki Tana Toraja, anda mulai memasuki pamandangan alam yang penuh dengan keagungan. Batu grafit dan batuan lainnya, serta birunya pegunungan di kejauhan setelah melewati pasar Desa Mebali akan terlihat masyarakat yang sedang beternak domba sehingga pemandangan terlihat kontras dengan padang rumput yang hijau subur, limpahan makanan di tanah tropis yang indah. Ini adalah Tana Toraja, salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia.
مرسلة بواسطة hendrik setiawan في 4:38 ص ليست هناك تعليقات: إرسال بالبريد الإلكتروني
كتابة مدونة حول هذه المشاركة
المشاركة في Twitter
المشاركة في Facebook
الخميس، 27 ديسمبر، 2012
budaya indonesia
budaya indonesia
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199 ”
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
PERKEMBANGAN BUDAYA DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:
1. batik dari jawa oleh Adidas
2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6. rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda
9. tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10. lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia
13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
16. tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
17. Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia
18. Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia
19. Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis
20. Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris
21. Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia
22. Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika
23. Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd
24. Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia
25. kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda
26. kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang
27. Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia
28. Kain ulos oleh malaysia
29. alat musik angklung oleh pemerintah malaysia
30.Lagu jali-jali oleh pemerintah malaysia
31. tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.
PERKEMBANGAN BUDAYA DI INDONESIA
Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang mmicu perubahan sosial, Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Berikut, data dari budaya yang di klaim oleh negara lain:
1. batik dari jawa oleh Adidas
2. Naskah kuno dari riau oleh pemerintah malaysia
3. Naskah kuno dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
4. Naskah kuno dari sulawesi selatan oleh pemerintah malaysia
5. Naskah kuno dari sulawesi tenggara oleh pemerintah malaysia
6. rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
7. Sambal bajak dari jawa tengah oleh oknum WN belanda
8. Sambal petai dari riau oleh oknum WN belanda
9. tempe dari jawa oleh beberapa perusahaan asing
10. lagu rasa sayange dari maluku oleh pemerintah malaysia
11. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
12. Lagu soleram dari riau oleh pemerintah malaysia
13. Lagu injit-injit semut dari jambi oleh pemerintah malaysia
14. Alat musik gamelan dari jawa oleh pemerintah malaysia
15. Tari kuda lumping dari jawa timur oleh pemerintah malaysia
16. tari piring dari sumatera barat oleh pemerintah malaysia
17. Lagu kakak tua dari maluku oleh pemerintah malaysia
18. Lagu anak kambing saya dari nusa tenggara oleh pemerintah malaysia
19. Kursi taman dengan ornamen ukir khas jepara jawa tengah oleh oknum WN perancis
20. Pigura dengan ornamen ukir khas jepara dari jawa tengan oleh oknum WN inggris
21. Motif batik perang dari yogyakarta oleh pemerintah malaysia
22. Desain kerajinan perak desak suwarti dari bali oleh oknum WN amerika
23. Produk berbahan rempah-rempah dan tanaman obat asli indonesia oleh shiseido Co. Ltd
24. Badik tumbuk lada oleh pemerintah malaysia
25. kopi gayo dari aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) belanda
26. kopi toraja dari sulawesi selatan oleh perusahaan jepang
27. Musik indang sungai garinggiang dari sumatera barat oleh malaysia
28. Kain ulos oleh malaysia
29. alat musik angklung oleh pemerintah malaysia
30.Lagu jali-jali oleh pemerintah malaysia
31. tari pendet dari bali oleh pemerintah malaysia
Dari data tersebut, bisa dibuktikan bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya pengetahuan budaya indonesia.
RAGAM BUDAYA INDONESIA
KEBUDAYAAN INDONESIA
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atauhilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.
2. Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
Ada suatu pepatah bijak mengatakan :
“ Cintai budayamu layaknya engkau mencintai ibumu “
”Suatu Negara tidak akan menjadi negara yang besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya negara tersebut”
Sumber : www.ghosasquare.blogspot.com/2009/01/pengertian-budaya-daerah-dan-budaya.html
Tanpa adanya kebudayaan, suatu Negara tidak dapat mempunyai ciri khas di mata dunia. Namun yang menjadi kegelisahaan para seniman dan tokoh masyarakat yang sudah bergaul dengan kebudayan alami Indonesia adalah tidak adanya pengakuan atau pengukuhan atas berbagai macam suku, budaya, adat dan kekayaan alam Indonesia oleh pemerintah. Apakah mereka malu dan enggan untuk mengurusi hal seperti ini? Mungkinkah bagi mereka yang terlebih penting di tangani adalah urusan politik yang tidak kunjung sembuh .. padahal justru semakin membuat bengkak hati-hati para rakyat Indonesia. Hal ini sebenarnya sudah tidak asing lagi, namun jika di teruskan semakin ironis melihatnyaa. Akan ada berapa banyak lagi kebudayaan yang akan di akui oleh Negara luar, terutama Negara tetangga kita (Malaysia). Sebanarnya tidak hanya Malaysia saja yang akan mengakui kebuayaan Indonesia, tetapi Negara-negara lain pun bisa melakukannya. Jika pertahanan dan hukum untuk melindungi kebudayan tidak di ketatkan.
Indonesia adalah negara yang banyak memiliki pulau yang disatukan oleh lautan. Indonesia memiliki banyak obat-obatan tradisional, bahkan jika dibandingkan Negeri Gingseng Indonesialah yang paling banyak jenis tumbuhan herbal. Tidak hanya itu saja bahkan para manusia Indonesia pun bisa meneliti dan mengolahnya. Kebudayaan indonesia bukan hanya dari alat music, lagu-lagu dan pakaian saja. Bisa dikatakan semua materi yang Allah SWT berikan di bumi ini dimiliki oleh Indonesia. Antara lain :
1. Agama yang beraneka ragam
2. Minyak bumi
3. Belerang, Emas, Batu bara dll.
4. Flora & Fauna
5. Rumah adat
6. Bahasa daerah
7. Pakaian tradisional dari tiap-tiap daerah
8. Alat & jenis music tradisional
9. Banyaknya pesona alam yang tidak kalah dengan Negara lain (hutan, bukit, lembah, dll)
10. Berbagai macam ilmu bela diri & tari tradioional, dll.
Dengan banyaknya kebudayaan daerah tersebut akan menjadi sumber kebudayaan nasional yaitu Negara Indonesia. Jika di jelaskan satu-satu kebudayaan, waaah banyak sekaliii. .. silahkan searching di google. Yang jelas 10 poin seperti yang sudah saya tulis di atas salah satu dari aneka ragam Bhineka Tunggal Ika.
Kasus 1
Kebudayaan Nasional Masih Akan Dibentuk
BANDUNG, KOMPAS.com-Wujud kebudayaan nasional Indonesia menjadi polemik utama karena masih akan dibentuk dan belum memiliki kesimpulan yang jelas serta dapat diterima oleh semua pihak. "Wujud kebudayaan nasional Indonesia masih akan dibentuk karena belum ada sebuah kesimpulan yang jelas dan diterima semua pihak," ungkap Sastrawan dan Budayawan Indonesia Ajip Rosidi, di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jatinangor, Sumedang, Senin.
Ajip yang ditemui dalam acara Peringatan Dies Natalis ke-52 Fakultas Sastra Unpad, mengatakan yang sudah jelas saat ini adalah kebudayaan-kebudayaan daerah, sedangkan kebudayaan nasional belum jelas. Menurut Ajip, pada umumnya ada anggapan negatif tentang kebudayaan daerah, karena dianggap bukan kebudayaan nasional. "Ada anggapan bahwa kebudayaan nasional itu harus berlainan dengan kebudayaan daerah," katanya. Selanjutnya, kata Ajip, ada yang menganggap bahwa gamelan bukanlah musik Indonesia dan yang dianggap musik nasional adalah keroncong.
Ajip mengungkapkan, telah tumbuh anggapan bahwa teater nasional ialah drama dipentaskan seperti drama-drama eropa yang berdasarkan teks tertulis sementara wayang, lenong, longser, dan ketoprak tidak dianggap sebagai teater Indonesia. "Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang masih juga menyuarakan masalah yang sudah dipolemikkan pada waktu itu," katanya. Menurut Ajip, masalah kebudayaan barat dan kebudayaan timur yang menjadi salah satu pokok polemik sekarang sudah tidak begitu dipermasalahkan. Kata Ajip, pada tahun 1970 yang menjadi tema polemik yang ramai ketika itu adalah masalah modernisasi dan westerenisasi, sedangkan sekarang masalah globalisasi lebih menjadi perhatian.
RAGAM BUDAYA INDONESIA
KEBUDAYAAN INDONESIA
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atauhilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.
2. Budaya Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
Ada suatu pepatah bijak mengatakan :
“ Cintai budayamu layaknya engkau mencintai ibumu “
”Suatu Negara tidak akan menjadi negara yang besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya negara tersebut”
Sumber : www.ghosasquare.blogspot.com/2009/01/pengertian-budaya-daerah-dan-budaya.html
Tanpa adanya kebudayaan, suatu Negara tidak dapat mempunyai ciri khas di mata dunia. Namun yang menjadi kegelisahaan para seniman dan tokoh masyarakat yang sudah bergaul dengan kebudayan alami Indonesia adalah tidak adanya pengakuan atau pengukuhan atas berbagai macam suku, budaya, adat dan kekayaan alam Indonesia oleh pemerintah. Apakah mereka malu dan enggan untuk mengurusi hal seperti ini? Mungkinkah bagi mereka yang terlebih penting di tangani adalah urusan politik yang tidak kunjung sembuh .. padahal justru semakin membuat bengkak hati-hati para rakyat Indonesia. Hal ini sebenarnya sudah tidak asing lagi, namun jika di teruskan semakin ironis melihatnyaa. Akan ada berapa banyak lagi kebudayaan yang akan di akui oleh Negara luar, terutama Negara tetangga kita (Malaysia). Sebanarnya tidak hanya Malaysia saja yang akan mengakui kebuayaan Indonesia, tetapi Negara-negara lain pun bisa melakukannya. Jika pertahanan dan hukum untuk melindungi kebudayan tidak di ketatkan.
Indonesia adalah negara yang banyak memiliki pulau yang disatukan oleh lautan. Indonesia memiliki banyak obat-obatan tradisional, bahkan jika dibandingkan Negeri Gingseng Indonesialah yang paling banyak jenis tumbuhan herbal. Tidak hanya itu saja bahkan para manusia Indonesia pun bisa meneliti dan mengolahnya. Kebudayaan indonesia bukan hanya dari alat music, lagu-lagu dan pakaian saja. Bisa dikatakan semua materi yang Allah SWT berikan di bumi ini dimiliki oleh Indonesia. Antara lain :
1. Agama yang beraneka ragam
2. Minyak bumi
3. Belerang, Emas, Batu bara dll.
4. Flora & Fauna
5. Rumah adat
6. Bahasa daerah
7. Pakaian tradisional dari tiap-tiap daerah
8. Alat & jenis music tradisional
9. Banyaknya pesona alam yang tidak kalah dengan Negara lain (hutan, bukit, lembah, dll)
10. Berbagai macam ilmu bela diri & tari tradioional, dll.
Dengan banyaknya kebudayaan daerah tersebut akan menjadi sumber kebudayaan nasional yaitu Negara Indonesia. Jika di jelaskan satu-satu kebudayaan, waaah banyak sekaliii. .. silahkan searching di google. Yang jelas 10 poin seperti yang sudah saya tulis di atas salah satu dari aneka ragam Bhineka Tunggal Ika.
Kasus 1
Kebudayaan Nasional Masih Akan Dibentuk
BANDUNG, KOMPAS.com-Wujud kebudayaan nasional Indonesia menjadi polemik utama karena masih akan dibentuk dan belum memiliki kesimpulan yang jelas serta dapat diterima oleh semua pihak. "Wujud kebudayaan nasional Indonesia masih akan dibentuk karena belum ada sebuah kesimpulan yang jelas dan diterima semua pihak," ungkap Sastrawan dan Budayawan Indonesia Ajip Rosidi, di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jatinangor, Sumedang, Senin.
Ajip yang ditemui dalam acara Peringatan Dies Natalis ke-52 Fakultas Sastra Unpad, mengatakan yang sudah jelas saat ini adalah kebudayaan-kebudayaan daerah, sedangkan kebudayaan nasional belum jelas. Menurut Ajip, pada umumnya ada anggapan negatif tentang kebudayaan daerah, karena dianggap bukan kebudayaan nasional. "Ada anggapan bahwa kebudayaan nasional itu harus berlainan dengan kebudayaan daerah," katanya. Selanjutnya, kata Ajip, ada yang menganggap bahwa gamelan bukanlah musik Indonesia dan yang dianggap musik nasional adalah keroncong.
Ajip mengungkapkan, telah tumbuh anggapan bahwa teater nasional ialah drama dipentaskan seperti drama-drama eropa yang berdasarkan teks tertulis sementara wayang, lenong, longser, dan ketoprak tidak dianggap sebagai teater Indonesia. "Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang masih juga menyuarakan masalah yang sudah dipolemikkan pada waktu itu," katanya. Menurut Ajip, masalah kebudayaan barat dan kebudayaan timur yang menjadi salah satu pokok polemik sekarang sudah tidak begitu dipermasalahkan. Kata Ajip, pada tahun 1970 yang menjadi tema polemik yang ramai ketika itu adalah masalah modernisasi dan westerenisasi, sedangkan sekarang masalah globalisasi lebih menjadi perhatian.
Penampilan Perdana International Ramayana Festival 2013
Festival Ramayana merupakan acara tahunan yang diselenggarakan di panggung terbuka Ramayana, Candi Prambanan, Yogyakarta. Pada tahun ini Festival Ramayana menghadirkan acara yang bersifat Internasional, sehingga terdapat 9 negara Asia yang ikut tampil dalam menyajikan acara ini. Negara-negara tersebut diantaranya adalah India, Kamboja, Myanmar, Singapura, Laos, Thailand, Filipina dan Indonesia yang mengirimkan 2 delegasi yaitu Yogya dan Bali.
Hari pertama Festival Ramayana Internasional dibuka oleh Bapak Kacung Marijan Selaku Direktur Jenderal Kebudayaan. Pembukaan yang disambut meriah oleh pesta kembang api tersebut disusul oleh penampilan dari delegasi India yang menghadirkan cerita Sayembara Untuk Sita.
Cerita pertama versi India ini bermula Rama yang merupakan reinkarnasi dari Wisnu, lahir sebagai putra sulung dari empat putra Raja Dashrath dari Ayodhya. Ketiga putra yang lain adalah Lakhsman, Bharat, dan Shatrughan. Rama tumbuh besar di bawah asuhan ibunya Kaushalya yang penuh kasih saying. Bersama dengan adik-adiknya, Rama dilatih ilmu perang dan keagamaan oleh Guru Vashist.
Pada malam Swayamvara, Rama dan Sita pertama kali melihat satu sama lain di taman sekitar Kuil Dewa Gauri. Sita berdoa pada Gauri agar Rama dijadikan suaminya. Akhirnya, hanya Rama yang berhasil memenuhi syarat perlombaan, yakni mematahkan busur panah. Sita memakaikan mahkota pada Rama.
Pertemuan Rama dan Sita
Kabar akan patahnya busur tersebut membawa Parashuram ke Janakpuri, bertekad untuk menghukum orang yang mematahkan busur panah Gurunya. Namun, pada akhirnya dia menyadari adanya kedewaan dalam diri Rama, dan pergi setelah memberkatinya.
Sita memakaikan kalung pada Rama saat memenangkan sayembara
KAMBOJA
Para Penari dan Musisi Ramayana Festival Delegasi Kamboja
Penampilan kedua yaitu penampilan dari delegasi Kamboja dengan episode Pengasingan Rama dan Penobatan Bharata. Cerita dimulai ketika Rama pulang ke Ayodhya, Dasaratha ingin menjadikannya sebagai raja. Namun istrinya Kaikeyi tidak setuju karena termakan hasutan Kubja, pelayan kesayangannya, yang memendam dendam pada Rama. Dasaratha pernah menjanjikan dua permintaan pada Kaikeyi ketika dia menyelamatkan hidupnya di pertempuran di masa lalu, Kubja membujuk Kaikeyi untuk menagih kedua permintaan tersebut, yakni mengasinhkan Rama selama 14 tahun dan menobatkan Bharata sebagai Raja. Dasaratha yang tidak mampu menahan rasa duka karena harus mengusir putera sulungnya, wafat. Rama dan Sita, karena menghormati janji Dasaratha, pergi ke pengasingan.
Delegasi Kamboja dengan episode Pengasingan Rama dan Penobatan Bharata
Bharata, adik kedua Rama kemudaian menolak tahta Dasaratha dan pergi ke hutan untuk membujuk kakaknya kembali ke Ayodhya untuk menjadi Raja. Namun Rama tidak bersedia dengan alasan dia ingin menghormati keputusan mendiang Dasaratha. Rama akhirnya memberikan sandalnya kepada Bharata untuk dibawa pulang. Di Ayodhya, Bharata sebagai pengurus tahta menggelar upacara penobatan Raja in-absentia dan menaruh sandal Rama di kaki tahta sebagai symbol, lalu menunggu kepulangan Rama.
CANDI BOROBUDUR
Borobudur adalah salah satu situs peninggalan bersejarah umat Budha terbesar di Dunia.Terletak di Muntilan, Kab. Magelang, sekitar 42 km dari kota Yogyakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Masyarakat dunia baru mengetahui keberadaannya pada tahun 1814 ketika ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa saat itu. Sejak ditemukannya candi Borobudur telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pemerintah kolonial Belanda, selama masa penjajahan, sedikitnya telah mengeluarkan biaya 83.400,- Golden. Kemudian setelah kemerdekaan, antara tahun 1975-1982, pemerintah Indonesia berkerjasama dengan Unesco melakukan pemugaran ulang dan menyeluruh. Proyek kolosal ini memperkerjakan 600 orang dan menghabiskan biaya 7.750 juta dolar AS. Biaya yang tak sedikit dari masyarakat Internasional sebagai penghormatan dan penghargaan bagi peninggalan budaya dan sejarah bangsa kita.Penamaan Borobudur, pertama kali dikenalkan oleh Raffles dalam bukunya (Sejarah Pulau Jawa). Ia menamai Borobudur mengacu pada daerah sekitar tempat candi ini berdiri, yaitu desa Bore (Boro). Sementara istilah (Budur), Raffles mengacu pada istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti (purba). Maka nama Borobudur yang disebutkan Raffles berarti “Boro Purba”. Sementara Casparis beranggapan bahwa “Budur” berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung.
Bahkan dalam desertasinya, pada tahun 1950, J.G. de Casparis, dalam Soekmono (1973), telah mengemukakan nama asli dari candi Borobudur. Pernyataannya berdasar pada prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan yang menyebutkan tentang penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra. Maka diperkirakan bahwa nama asli Borobudur adalah Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sanskerta berarti (Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan Bodhisattva).
Masih mengacu pada prasasti yang sama, Casparis memperkirakan pembangunan candi Borobudur di kerjakan pada masa Raja Mataram yang bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra sekitar tahun 824 M. Diperkirakan pula bahwa pembangunan candi Borobudur menghabiskan waktu satu setengah abad, sehingga candi tersebut benar-benar rampung pada masa putrinya menjadi raja, yakni Ratu Pramudawardhani. Sejak saat itu candi Borobudur menjadi pusat ziarah penganut beragama Buddha sampai sekitar tahun 930 Masehi . Namun pada abad ke-11, karena kondisi politik, candi Borobudur mulai terlupakan dan dibiarkan rusak diterpa bencana alam. Kemudian terkubur dan menjadi hutan belantara.
Menurut Wayman (1981), Borobudur adalah stupa berpola Mandala besar. Tersusun atas enam teras bujursangkar dan tiga teras lingkaran konsentris dalam bentuk 10 pelataran yang berdiri di atas dasar berukuran 123×123 m (403.5 × 403.5 ft) pada tiap sisinya dengan tinggi 4 m (13 kaki) . Secara falsafah candi Borobudur melambangkan kosmos atau alam semesta, serta tingkatan alam pikiran dalam ajaran Buddha mazhab Wajrayana-Mahayana.
Sebagai tempat peribadatan yang memiliki 504 arca Buddha, empat cerita yang digambarkan pada 1460 figura relief batu, Borobudur adalah bangunan dengan struktur alsi warisan nenek moyang Indonesia yang tiada tandingannya di dunia. Selain itu, secara arsitektur, bangunan candi Borobudur menjadi gnomon (alat penanda waktu) yang memanfaatkan bayangan sinar Matahari, serta memiliki nilai seni dan falsafah tinggi yang universal. Maka pantaslah setelah dipugar total, pada tahun 1991 UNESCO menetapkannya ke dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Selasa, 26 November 2013
KEN DEDES KEN AROK
Dalam setiap peristiwa-peristiwa sejarah besar, kerap ditandai dengan romantika percintaan yang di dalamnya. Tak jarang kisah asmara dalam sejarah tersebut menjadi pemicu bagi perubahan sejarah berikutnya. Seperti kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes misalnya. Perjalanan asmara dua manusia yang berlainan karakter ini menandai perubahan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa seperti kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, dan Mataram.
Ken Arok adalah anak seorang janda bernama Ken Endhog. Semasa bayi, ia dibuang oleh ibunya dan dipelihara oleh seorang pencuri bernama Durjana Lembong. Ken Arok tumbuh menjadi seorang pencuri dan penjudi yang sangat handal. Suatu hari ia bertemu dengan Danghyang Lohgawe, seorang abdi kerajaan Tumapel. Kemudian Danghyang Lohgawe menghadap raja Tumapel, Tunggul Ametung, dan meminta sang raja agar menerima bakti seorang pemuda bernama Ken Arok. Karena kepandaian dan kemampuan yang dimiliki Ken Arok, akhirnya sang raja mengizinkan Ken Arok untuk menjadi abdi Tunggul Ametung.
Sementara itu, Tunggul Ametung mendengar ada seorang perawan desa cantik jelita bernama Ken Dedes. Ken Dedes adalah anak seorang empu bernama Purwa Widagda. Ken Dedes dibawa lari oleh Tunggul Ametung ketika bapaknya sedang berada di ladang. Ken Dedes kemudian dijadikan permaisuri. Suatu hari, Ken Arok melihat betis permaisuri yang turun dari kereta kencana. Ia benar-benar terpesona dengan betis dan kecantikan Ken Dedes. Ia segera mencari jalan agar dapat memiliki sang permaisuri.
Ken Arok kemudian menghadap seorang Pande bernama Mpu Gandring untuk membuat sebuah keris bertuah. Mpu Gandring menyanggupinya, namun ia meminta waktu agak lama kepada Ken Arok. Begitu Ken Arok kembali menghadap Mpu Gandring, keris yang dipesannya belum jadi secara sempurna. Ken Arok yang sudah tidak sabar merebut keris itu dan menghujamkannya ke dada Empu Gandring. Sebelum benar-benar mati, Mpu Gandring sempat berkata bahwa keris itu akan membunuh Ken Arok hingga tujuh keturunan. Kemudian Ken Arok kembali ke Tumapel, dan membunuh Tunggul Ametung dengan umpan temannya, Kebo Ijo. Setelah itu kemudian Ken Arok menjadi raja Tumapel dengan permaisuri Ken Dedes. Sejak saat itu, secara bergantian keturunan-keturunan Ken Arok tumbang dan mati oleh keris Mpu Gandring seperti sumpah sang Mpu.
Pada awalnya saya tertarik ingin mengetahui kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes secara lebih detail. Namun ketika membaca buku “Ken Arok-Ken Dedes; Sebuah Kisah Cinta” karya Dr. Purwadi, M.Hum ini, saya sedikit kecewa. Sebab, secara keseluruhan buku ini hanya berisi tentang asal-muasal sosok Ken Arok dan Ken Dedes secara umum. Selebihnya hanya keterangan tentang pergantian raja-raja keturunan Ken Arok yang notabene sudah jamak diketahui oleh khalayak terutama bagi para pecinta buku sejarah. Sangat disayangkan, sepertinya Judul Buku ini yang digunakan penulis sebagai pelaris saja.
Meski demikian, buku setebal 220 halaman ini sejatinya cocok bagi para pembaca yang ingin mengetahui sejarah Ken Arok dan Ken Dedes sebagai gerbang untuk mempelajari sejarah perjalanan kerajaan-kerajaan di Jawa.
Labels: Non Fiksi
KEN DEDES KEN AROK
Dalam setiap peristiwa-peristiwa sejarah besar, kerap ditandai dengan romantika percintaan yang di dalamnya. Tak jarang kisah asmara dalam sejarah tersebut menjadi pemicu bagi perubahan sejarah berikutnya. Seperti kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes misalnya. Perjalanan asmara dua manusia yang berlainan karakter ini menandai perubahan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa seperti kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, dan Mataram.
Ken Arok adalah anak seorang janda bernama Ken Endhog. Semasa bayi, ia dibuang oleh ibunya dan dipelihara oleh seorang pencuri bernama Durjana Lembong. Ken Arok tumbuh menjadi seorang pencuri dan penjudi yang sangat handal. Suatu hari ia bertemu dengan Danghyang Lohgawe, seorang abdi kerajaan Tumapel. Kemudian Danghyang Lohgawe menghadap raja Tumapel, Tunggul Ametung, dan meminta sang raja agar menerima bakti seorang pemuda bernama Ken Arok. Karena kepandaian dan kemampuan yang dimiliki Ken Arok, akhirnya sang raja mengizinkan Ken Arok untuk menjadi abdi Tunggul Ametung.
Sementara itu, Tunggul Ametung mendengar ada seorang perawan desa cantik jelita bernama Ken Dedes. Ken Dedes adalah anak seorang empu bernama Purwa Widagda. Ken Dedes dibawa lari oleh Tunggul Ametung ketika bapaknya sedang berada di ladang. Ken Dedes kemudian dijadikan permaisuri. Suatu hari, Ken Arok melihat betis permaisuri yang turun dari kereta kencana. Ia benar-benar terpesona dengan betis dan kecantikan Ken Dedes. Ia segera mencari jalan agar dapat memiliki sang permaisuri.
Ken Arok kemudian menghadap seorang Pande bernama Mpu Gandring untuk membuat sebuah keris bertuah. Mpu Gandring menyanggupinya, namun ia meminta waktu agak lama kepada Ken Arok. Begitu Ken Arok kembali menghadap Mpu Gandring, keris yang dipesannya belum jadi secara sempurna. Ken Arok yang sudah tidak sabar merebut keris itu dan menghujamkannya ke dada Empu Gandring. Sebelum benar-benar mati, Mpu Gandring sempat berkata bahwa keris itu akan membunuh Ken Arok hingga tujuh keturunan. Kemudian Ken Arok kembali ke Tumapel, dan membunuh Tunggul Ametung dengan umpan temannya, Kebo Ijo. Setelah itu kemudian Ken Arok menjadi raja Tumapel dengan permaisuri Ken Dedes. Sejak saat itu, secara bergantian keturunan-keturunan Ken Arok tumbang dan mati oleh keris Mpu Gandring seperti sumpah sang Mpu.
Pada awalnya saya tertarik ingin mengetahui kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes secara lebih detail. Namun ketika membaca buku “Ken Arok-Ken Dedes; Sebuah Kisah Cinta” karya Dr. Purwadi, M.Hum ini, saya sedikit kecewa. Sebab, secara keseluruhan buku ini hanya berisi tentang asal-muasal sosok Ken Arok dan Ken Dedes secara umum. Selebihnya hanya keterangan tentang pergantian raja-raja keturunan Ken Arok yang notabene sudah jamak diketahui oleh khalayak terutama bagi para pecinta buku sejarah. Sangat disayangkan, sepertinya Judul Buku ini yang digunakan penulis sebagai pelaris saja.
Meski demikian, buku setebal 220 halaman ini sejatinya cocok bagi para pembaca yang ingin mengetahui sejarah Ken Arok dan Ken Dedes sebagai gerbang untuk mempelajari sejarah perjalanan kerajaan-kerajaan di Jawa.
Labels: Non Fiksi
SANGAT DI SESALI
Perayaan upacara keagamaan di Indonesia memang cukup unik untuk dijadikan objek wisata. Contohnya apabila kita berkunjung ke Pulau Dewata, Bali. Tak sedikit wisatawan lokal maupun macanegara yang terkagum-kagum dengan ritual serta tempat ibadahnya.
Baru-baru ini perayaan Waisak, salah satu upacara keagamaan umat Budha yang digelar di Candi Borobudur, menuai banyak wisatawan. Namun sayangnya, kesakralan upacara tersebut dirasa terganggu oleh ulah pengunjung. Bahkan saking ramainya, karpet kuning yang sejatinya menjadi tempat duduk umat untuk melakukan ritual pada perayaan tersebut disesaki oleh turis yang bercanda ria. Tidak hanya ulang pengunjung yang dikeluhkan, sampah sisa makanan, minuman hingga kertas tissue juga teronggok di sana-sini.
Wajar saja jika usai acara perayaan tersebut banyak biksu yang mengeluh kepada pengelola candi atas ulah wisatawan yang datang. Seharusnya ini adalah perayaan suci dan sakral umat Budha, bukan malah menjadi objek wisata yang justru merusak kegiatan upacara sakral tersebut dan merusaknya.
“Kami mendapat keluhan dari para biksu dan banthe mengenai fotografer yang memotret saat prosesi doa waisak berlangsung. Sebagian fotografer yang mengambil gambar terlalu dekat dengan biksu, bahkan memakai flash. Ini diprotes oleh biksu dan panitia,” Kata Purta Dirgantara, Humas PT Taman Wisata Candi Borobudur kepada Okezone.com.
Bukan berarti pihak pengelola candi diam saja atas ulah fotografer tersebut, namun sayang peringatan yang diberikan malah dihiraukan. Bahkan kebanyakan dari mereka mengaku mengambil gambar adalah kebebasan. Waisak yang seharusnya menjadi momen sakral umat Budha, justru malah sebaliknya. Mereka tidak dapat beribadah dengan tenang lantaran para turis penasaran menunggu pelepasan lampion, yang perhelatannya diadakan berbarengan.
Sejatinya, toleransi antar umat beragama harus tetap dijaga. Hormat-menghormati dan tepo seliro wajib terus diagungkan. Memang tidak ada larangan yang menyatakan bahwa turis tidak boleh ikut meramaikan prosesi sakral ini. Namun sebaiknya jangan sampai mengganggu kekhusyukan dan kekhidmatan orang yang sedang melakukan ibadah.
Seperti dilansir oleh founder forum fotografi Fotografer.net, Kristupa Saragih, sebaiknya fotografer yang hendak mengabadikan acara-acara keagaaman menggunakan lensa tele agar tidak memotret terlalu dekat dengan umat yang sedang beribadah. Mereduksi penggunaan lampu flash juga dirasa dapat mengurangi resiko terganggunya kekhusyukan.
foto: www.berita.plasa.msn.com
ADA YANG TAU ?
Siapakah sesungguhnya Bangsa Indonesia? Ada banyak cara/versi untuk menerangkan jawaban atas pertanyaan tadi. Dari semua versi, keseluruhannnya berpendapat sama jika lelulur masyarakat Indonesia yang sekarang ini mendiami Nusantara adalah bangsa pendatang. Penelitian arkeologi dan ilmu genetika memberikan bukti kuat jika leluhur Bangsa Indonesia bermigrasi dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian Selatan. Masyarakat Indonesia mungkin banyak yang tidak menyadari apabila perbedaan warna kulit, suku, ataupun bahasa tidak menutupi fakta suatu bangsa yang memiliki rumpun sama, yaitu rumpun Austronesia. Jika melihat catatan penelitian dan kajian ilmiah tentang asal-usul suatu bangsa, apakah masyarakat Indonesia menyadari jika mereka berasal (keturunan) dari leluhur yang sama (satu rumpun)?
Topik dalam tulisan ini sebelumnya sudah sering dibahas di media cetak maupun elektronik, termasuk juga dituliskan oleh beberapa blogger. Sayang sekali di setiap penulisan tidak memberikan penegasan apapun kecuali hanya sekedar informasi umum. Pada prinsipnya, dengan menelusuri asal-usul suatu bangsa, setidaknya akan diketahui gambaran atas pemikiran, paham, ataupun anggapan tentang sikap suatu bangsa.
Menelusuri asal-usul suatu bangsa tidak sekedar membutuhkan bidang ilmu antropologi, akan tetapi sudah masuk ke dalam ranah ilmu genetika. Pada awalnya, penelurusuran hanya didasarkan pada bukti-bukti arkeologi dan pola penuturan bahasa. Temuan terbaru cukup mengejutkan karena merubah keseluruhan fakta di masa lalu jika selama ini leluhur Bangsa Indonesia bukan berasal dari Yunan.
Teori Awal Tentang Yunan
Teori awal tengan asal-usul Bangsa Indonesia dikemukakan oleh sejarawan kuno sekaligus arkeolog dari Austria, yaitu Robern Barron von Heine Geldern atau lebih dikenal von Heine Geldern (1885-1968). Berdasarkan kajian mendalam atas kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan beberapa wilayah di bagian Pasifik disimpulkan bahwa pada masa lampau telah terjadi perpindahan (migrasi) secara bergelombang dari Asia sebelah Utara menuju Asia bagian Selatan. Mereka ini kemudian mendiami wilayah berupa pulau-pulau yang terbentang dari Madagaskar (Afrika) sampai dengan Pulau Paskah (Chili), Taiwan, dan Selandia Baru yang selanjutnya wilayah tersebut dinamakan wilayah berkebudayaan Austronesia. Teori mengenai kebudayaan Austronesia dan neolitikum inilah yang sangat populer di kalangan antropolog untuk menjelaskan misteri migrasi bangsa-bangsa di masa neolitikum (2000 SM hingga 200 SM).
Teori von Heine Geldern tentang kebudayaan Austronesia mengilhami pemikiran tentang rumpun kebudayaan Yunan (Cina) yang masuk ke Asia bagian Selatan hingga Australia. Salah satunya pula yang melandasi pemikiran apabila leluhur Bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Teori ini masih sangat lemah (kurang akurat) karena hanya didasarkan pada bukti-bukti kesamaan secara fisik seperti temuan benda-benda arkeologi ataupun kebudayaan megalitikum. Teori ini juga sangat mudah diperdebatkan setelah ditemukannya catatan-catatan sejarah di Borneo (Kalimantan), Sulawesi bagian Utara, dan Sumatera yang saling bertentangan dengan teori Out of Yunan. Sayangnya, masih banyak pendidikan dasar di Indonesia yang masih mempertahankan prinsip ‘Out of Yunan’.
Teori Linguistik
Teori mengenai asal-usul Bangsa Indonesia kemudian berpijak pada studi ilmu linguistik. Dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di wilayah Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan. Teori linguistik membuka pemikiran baru tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonsia yang disebut pendekatan ‘Out of Taiwan’. Teori ini dikemukakan oleh Harry Truman Simandjuntak yang selanjutnya mendasar teori moderen mengenai asal usul Bangsa Indonesia.
Pada prinsipnya, menurut pendekatan ilmu linguistik, asal-usul suatu bangsa dapat ditelusuri melalui pola penyebaran bahasanya. Pendekatan ilmu linguistik mendukung fakta penyebaran bangsa-bangsa rumpun Austronesia. Istilah Austronesia sendiri sesungguhnya mengacu pada pengertian bahasa penutur. Bukti arkeologi menjelaskan apabila keberadaan bangsa Austronesia di Kepulauan Formosa (Taiwan) sudah ada sejak 6000 tahun yang lalu. Dari kepulauan Formosa ini kemudian bangsa Austronesia menyebar ke Filipina, Indonesia, Madagaskar (Afrika), hingga ke wilayah Pasifik. Sekalipun demikian, pendekatan ilmu linguistik masih belum mampu menjawab misteri perpindahan dari Cina menuju Kepulauan Formosa.
Pendekatan Teori Genetika
Teori dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ nampaknya semakin kuat setelah disertai bukti-bukti berupa kecocokan genetika. Riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah di Cina. Temuan ini tentunya cukup mengejutkan karena dianggap memutuskan dugaan gelombang migrasi yang berasal dari Cina, termasuk di antaranya pendekatan ‘Out of Yunan’. Sebaliknya, kecocokan pola genetika justru semakin memperkuat pendekatan ‘Out of Taiwan’ yang sebelumnya juga dijadikan dasar pemikiran arkeologi dengan pendekatan ilmu linguistik.
Dengan menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal dari bangsa Austronesia yang mendiami Kepulauan Formosa (Taiwan). Direktur Institut Biologi Molekuler, Prof. Dr Sangkot Marzuki menyarankan untuk dilakukan perombakan pandangan yang tentang asal-usul Bangsa Indonesia. Dari pendekatan genetika menghasilkan beragam pandangan tentang pola penyebaran bangsa Austronesia. Hingga saat ini masih dilakukan berbagai kajian mendalam untuk memperkuat pendugaan melalui pendekatan linguistik tentang pendekatan ‘Out of Taiwan’.
Jalur Migrasi
Jalur migrasi berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’ bertentangan dengan pendekatan ‘Out of Yunan’. Pendekatan ‘Out of Yunan’ menerangkan migrasi Austronesia bermula dari Utara menuju semenanjung Melayu yang selanjutnya menyebar ke wilayah Timur Indonesia. Pendekatan ‘Out of Yunan’ dapat dilemahkan setelah ditelusuri berdasarkan pendekatan linguistik dan diperkuat pula oleh pembuktian genetika.
Berdasarkan pendekatan ‘Out of Taiwan’, migrasi leluhur dari Taiwan (Formosa) tiba terlebih dulu di Filipina bagian Utara sekitar 4500 hingga 3000 SM. Diduga migrasi dilakukan untuk memisahkan diri mencari wilayah baru di Selatan. Akibat dari migrasi ini kemudian membentuk budaya baru, termasuk diantaranya pembentukan cabang bahasa yang disebut Proto-Malayo-Polinesia (PMP). Teori migrasi awal bangsa Austronesia dari Formosa disampaikan oleh Daud A. Tanudirjo berdasarkan pandangan pakar linguistik Robert Blust yang menerangkan pola penyebaran bangsa-bangsa Austronesia.
Pada tahap selanjutnya sekitar 3500 hingga 2000 SM terjadi migrasi dari Masyarakat yang semula mendiami Filipina dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara. Migrasi yang berakhir di Maluku Utara ini kemudian meneruskan migrasinya sekitar tahun 3000 hingga 2000 SM menuju ke Selatan dan Timur. Migrasi di bagian Selatan menuju gugus Nusa Tenggara, sedangkan di bagian Timur menuju pantai Papua bagian Barat. Dari Papua Barat ini kemudian mereka bermigrasi lagi dengan tujuan wilayah Oseania hingga mencapai Kepulauan Bismarck (Melanesia) sekitar 1500 SM.
Pada periode 3000 hingga 2000 SM, migrasi juga dilakukan ke bagian Barat yang dilakukan oleh mereka yang sebelumnya menghuni Kalimantan dan Sulawesi menuju Jawa dan Sumatera. Selanjutnya, hijrah pun diteruskan menuju semenanjung Melayu hingga ke seluruh wilayah di Asia Tenggara. Proses migrasi berulang-ulang dan menghabiskan masa ribuan tahun tidak hanya membentuk keanekaragaman budaya baru, akan tetapi juga pola penuturan (bahasa) baru.
Penutup
Teori asal-usul Bangsa Indonesia dengan pendekatan ‘Out of Taiwan’ saat ini adalah teori paling mendukung karena disertai bukti linguistik dan genetika. Kesamaan pola budaya Megalitikum hanya bisa menjelaskan pola variasi budaya, akan tetapi belum mampu untuk menjelaskan arus migrasi pertama kali. Pendekatan ‘Out of Taiwan’ pun bukannya tanpa celah. Seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr Sangkot Marzuki, teori mengenai keberadaan bangsa Austronesia berdasarkan pendekatan genetika juga masih beragam dan belum menemukan titik temu.
Jika ditanya motif suku-suku bangsa ketika itu untuk menggabungkan diri ke dalam NKRI bukanlah semata didasarkan atas kesamaan nasib. Kesamaan asal usul leluhur sangat dimungkinkan bagi melatarbelakangi keinginan untuk menyatukan kembali menjadi suatu bangsa. Kedatangan kolonial Eropa yang meng-kapling wilayah menyebabkan suku-suku bangsa di wilayah penyebaran Austronesia menjadi terpisah secara politik satu dengan yang lain. Tidak mengherankan apabila catatan sejarah Majapahit dan Sriwijaya wilayah meng-klaim Nusantara sebagai wilayah kekuasaan Austronesia.
Kisah tentang sejarah asal-usul Bangsa Indonesia sesungguhnya masih belum terungkap penuh. Temuan terbaru dari Prof. Dr Sangkot Marzuki bahkan menyatakan jika penyebaran bangsa dengan bahasa Austronesia berawal dari wilayah Sunda (Jawa Barat). Perlu kiranya pemikiran atau teori baru tentang asal-usul Bangsa Indonesia dikaji ulang. Untuk awal, setidaknya dengan membebaskan terlebih dahulu paham ‘Out of Yunan’.
Sekalipun belum ditemukan bukti-bukti genetika secara meyakinkan, suku bangsa Austronesia yang menempati gugus kepulauan Formosa (Taiwan) diduga kuat bermigrasi dari wilayah Utara (Cina). Rumpun bahasa Austronesia dan keluarga bahasa lainnya di Asia Tenggara merupakan filum Bahasa Austrik. Dilihat dari kekerabatan linguistik (hipotesis filum Austrik), semua bahasa di wilayah Tiongkok bagian Selatan memiliki kedekatan (kekerabatan) dengan rumpun Bahasa Austrik. Jika hendak ditarik benang merahnya, maka diskriminasi rasial tidak perlu terjadi di negeri ini. Dengan memahami sejarah masa lalu dirinya sendiri, setidaknya bangsa ini akan lebih bijaksana dalam memberikan sikap.
GAK ADA SALAH NYA KALO TAU KAN YA ?
Rasinah, Penari Topeng Indramayu yang Melegenda
Mimi Rasinah, demikian sang nenek biasa dipanggil. Mimi adalah panggilan untuk ibu bagi masyarakat di Cirebon dan Indramayu, sedang untuk ayah disebut mama. Dalam usianya yang renta Mimi Rasinah tetap bertekad untuk terus menarikan tarian topeng yang konon diciptakan pertama kali oleh Sunan Gunung Jati, salah seorang wali songo, sebagai alat diplomasi dalam penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. “Saya akan berhenti menari kalau sudah mati” itulah pancaran tekad dari penari legendaris yang tetap menari walau dalam kondisi fisik sakit. Baginya orang lain tidak perlu tahu jika ia sedang sakit. Ya, Mimi Rasinah bukanlah seniman cengeng. Pendiri sekaligus pengasuh Sanggar Mulya Bakti ini tidak pernah mengeluh dalam memperjuangkan jalan tarinya.
Mimi Rasinah lahir di dalam lingkungan keluarga seniman di Indramayu, Jawa Barat pada 3 Februari 1930. Ayahnya seorang dalang mengajarinya menari sejak berusia 5 tahun. Bahkan, saat Mimi Rasinah baru menginjak usia 7 tahun ayahnya sudah menempanya dengan mengajak Rasinah cilik mengamen berkeliling, bebarang sebutannya. Dalam menempuh jalan hidupnya Mimi Rasinah mengalami berbagai deraan berat yang bahkan sempat mematahkan semangatnya dalam melestarikan kesenian tari topeng Indramayu. Pada masa penjajahan Jepang tari topeng yang dibawakannya dianggap sebagai aktivitas mata-mata. Maka kelompok tari yang dipimpin oleh Lastra, ayah Mimi Rasinah, pun dibekukan. Bahkan pada masa agresi militer Belanda di tanah persada ini, dengan tuduhan yang sama seperti yang ditudingkan oleh tentara Bela Diri Jepang, ayah Mimi Rasinah ditembak mati tentara kolonial. Mungkin menurut analisis intelijen kedua tentara penjajah tari topeng merupakan kedok yang digunakan petugas telik sandi tentara republik untuk memata-matai mereka.
Badai kembali menerpa hidupnya, gelombang Gestapu yang menerjang bangsa Indonesia di zaman orde lama telah menyudutkan tarian yang pertama kali dibawakan oleh Nyi Mas Gandasari pada tahun 1500-an ini sebagai tarian seronok yang hanya mengumbar syahwat. Dan tarian ini pun kembali dilarang untuk ditampilkan.Setelah masa Gestapu usai ternyata cobaan hidup belum juga menjauhi Mimi Rasinah. Pada sekitar 1970 an kesenian yang diusungnya tidak mampu menghadapi gempuran kesenian tarling dan sandiwara Pantura, dan Mimi Rasinah beserta tari topengnya pun tersingkir. Kebangkrutan pun membuatnya harus merelakan seluruh topeng beserta asesorisnya dijual. Kemudian uang yang didapat ia gunakan untuk membangun kelompok sandiwara pantura. Selanjutnya hidup Mimi Rasinah pun makin menjauh dari takdirnya”. Ia kemudian melakoni beberapa pekerjaan mulai dari penabuh gamelan hingga pengasuh bayi.
Setelah 20 tahun berpisah dari “belahan jiwanyaBaru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, “menemukan kembali” Rasinah. tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona. Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana, membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang ada di Indramayu. Mimi Rasinah mampu menyulap kereyotan tubuhnya menjadi karakter yang tangkas, gesit, bahkan beringas. Ketakjuban pun merasuki dua penggiat tari tradisional asal Jawa Barat itu. Keduanya pun menyadari jika Mimi Rasinah masih memiliki energi untuk menarikan tari topeng yang membutuhkan stamina prima, kemudian keduanya pun mendorong Mimi Rasinah untuk kembali melakoni jalan hidupnya, jalan tari topeng Indramayu.
Mau tahu apa yang diminta Mimi Rasinah kepada kedua tamunya itu? Mimi Rasinah hanya meminta uang Rp 150.000 untuk dibelikan gigi palsu yang akan digunakannya untuk menggigit topeng. Sebagaimana kita ketahui topeng kayu tradisional dikenakan menutupi wajah dengan cara menggigit bagian yang menonjol yang ada di balik mulut topeng. Itulah sekelumit kisah yang dituturkan Endo Suanda, master etnomusicologi lulusan Wesleyan University tentang permintaan Mimi Rasinah. Dengan semangat berkesenian yang kembali menggelora Mimi Rasinah membuktikan bahwa usia bukanlah halangan baginya untuk melestarikan budaya bangsa. Undangan demi undangan dipenuhinya. Sampai akhirnya dunia bagi warga desa Kandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu ini tidak lagi sebatas kota keahirannya dan Jawa Barat saja, dunia pangungnya membentang hingga mancanegara setelah merentangkan selendang tarinya di negeri sakura Jepang hingga benua biru Eropa. Usia lanjut yang terus menapak naik tidak mampu membendung pesona aura magis dari tarian topeng yang dibawakannya. Jika ditanya apa yang harus dijalani serta mantra apa yang harus diucapkan, penari topeng yang pantang makan sebelum pertunjukan usai ini hanya berseloroh, “mau bayar berapa?”
Namun sayang, ditengah pergulatannya dalam melestarikan tarian tradisionai Mimi Rasinah terserang stroke setelah terjatuh saat ia mengambil air wudhu pada 2006 lalu. Namun jiwa ketegaran yang dimatangkan oleh tempaan hidup terus menggerakannya untuk terus menari serta mewariskan ilmu tari yang dimilikinya kepada generasi penerus. Stroke yang dideritanya tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melangkah tegap di jalan hidupnya. Mimi Rasinah masih bersemangat mempertunjukkan kekayaan budaya nusantara kepada umat manusia. Hal ini mengingatkan kita pada Sawitri yang juga maestro tari topeng asal Losari, Cirebon yang wafat sebelas tahun silam. Keduanya, Mimi Rasinah dan Mimi Sawitri, walaupun sakit namun mereka tidak bisa menahan diri rebahan di atas pembaringan empuk apabila mendengar gamelan ditabuh. Jiwa seni mereka terus memantik saraf-saraf motoriknya untuk terus menari, walau hanya dalam posisi duduk.
Untuk menyambut hari kelahirannya yang ke-80 tahun, Aerli dan sang suami berinisiatif menggelar acara Tari Topeng Indramayu terakbar. Dalam perayaan hari ulang tahun itu, Mimi Rasinah masih mempersiapkan dirinya untuk tampil di atas panggung. Acara tersebut diadakan di Indramayu, mereka yang tahu betul kehebatan Mimi Rasinah berduyun-duyun datang ke Indramayu. Sejumlah penari kelas atas juga hadir seperti Didi Ninik Towok, penari dari IKJ, UNJ, dan anak-anak sanggar tari milik Mimi.
Perayaan ini dibuka dengan penari-penari tamu dari luar Indramayu. Pada saat tarian utama, Topeng Kelana, Mimi Rasinah dibopong untuk ke panggung dengan perlengkapan tari sempurna. Meski hanya bagian tubuh sebelah kanan yang bisa digerakkannya, ia tetap meliukkan tangannya. Hampir 50 penari topeng Indramayu cilik memagarinya dan prosesi ini sangat mengharukan. Namun semangat Mimi Rasinah sangat membara. Tak ayal hal ini membuat suasana sangat melankolis dan hampir semua tamu yang hadir meneteskan air mata saat Mimi Rasinah memberikan Topeng Kelana, topeng kebanggannya selama ini pada cucunya, Aerli Rasinah.
Banyak orang besar pergi dengan isyarat tertentu, demikian juga dengan Mimi. Rabu 4 Agustus 2010 lalu dalam kondisi separuh badan mati akibat rongrongan stroke Mimi memenuhi undangan menari yang di gelar di Bentara Budaya Jakarta. Pada acara pentas seni dan pameran bertajuk Indramayu Dari Dekat ini Mimi Rasinah datang beserta keluarga dan kelompok tarinya. Dengan cara dibopong Mimi Rasinah naik ke atas panggung. Aura magisnya menyihir ratusan penonton saat ia memperagakan Tari Panji Rogoh Sukma. semua terkesima dan takjub menyaksikan. Sebagian penonton, bahkan, merasakan atmosfir kebesarannya saat sang legenda dibopong naik ke atas panggung. Dalam tarian yang merupakan puncak dari segala tarian topeng Indramayu tersebut Mimi duduk dengan nyaman, sementara Airli, cucu sekaligus pewarisnya, berdiri kokoh. Saat menarikan tari topeng ini penari dituntut mampu mengolah jiwa dengan menahan segala gerak tubuh. Dalam tarian yang sarat makna spiritual ini Mimi Rasinah menari dalam diam. Diam yang sebenar-benarnya diam.
Dan, tidak ada yang menduga jika tarian yang dipertunjukan tersebut merupakan persembahan terakhir dari sang maestro. Tidak akan pernah lagi kita dapat menyaksikan kegemulaian hingga keberingasan Mimi lagi. Pada 7 Agustus 2010 Nenek Rasinah telah dipanggil menghadap Sang Pencipta. Penari Rasinah telah benar-benar “diam”.Ya, sukma Mimi Rasinah telah meninggalkan jasad rentanya. Mimi Rasinah khawatir, bahkan takut, jika generasi penerus negeri ini tidak lagi melanjutkan perjuangannya.Yang mereka butuhkan hanya generasi muda yang mempertahankan kejayaan bangsa, termasuk budayanya.
Tweet
Mimi Rasinah, demikian sang nenek biasa dipanggil. Mimi adalah panggilan untuk ibu bagi masyarakat di Cirebon dan Indramayu, sedang untuk ayah disebut mama. Dalam usianya yang renta Mimi Rasinah tetap bertekad untuk terus menarikan tarian topeng yang konon diciptakan pertama kali oleh Sunan Gunung Jati, salah seorang wali songo, sebagai alat diplomasi dalam penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. “Saya akan berhenti menari kalau sudah mati” itulah pancaran tekad dari penari legendaris yang tetap menari walau dalam kondisi fisik sakit. Baginya orang lain tidak perlu tahu jika ia sedang sakit. Ya, Mimi Rasinah bukanlah seniman cengeng. Pendiri sekaligus pengasuh Sanggar Mulya Bakti ini tidak pernah mengeluh dalam memperjuangkan jalan tarinya.
Mimi Rasinah lahir di dalam lingkungan keluarga seniman di Indramayu, Jawa Barat pada 3 Februari 1930. Ayahnya seorang dalang mengajarinya menari sejak berusia 5 tahun. Bahkan, saat Mimi Rasinah baru menginjak usia 7 tahun ayahnya sudah menempanya dengan mengajak Rasinah cilik mengamen berkeliling, bebarang sebutannya. Dalam menempuh jalan hidupnya Mimi Rasinah mengalami berbagai deraan berat yang bahkan sempat mematahkan semangatnya dalam melestarikan kesenian tari topeng Indramayu. Pada masa penjajahan Jepang tari topeng yang dibawakannya dianggap sebagai aktivitas mata-mata. Maka kelompok tari yang dipimpin oleh Lastra, ayah Mimi Rasinah, pun dibekukan. Bahkan pada masa agresi militer Belanda di tanah persada ini, dengan tuduhan yang sama seperti yang ditudingkan oleh tentara Bela Diri Jepang, ayah Mimi Rasinah ditembak mati tentara kolonial. Mungkin menurut analisis intelijen kedua tentara penjajah tari topeng merupakan kedok yang digunakan petugas telik sandi tentara republik untuk memata-matai mereka.
Badai kembali menerpa hidupnya, gelombang Gestapu yang menerjang bangsa Indonesia di zaman orde lama telah menyudutkan tarian yang pertama kali dibawakan oleh Nyi Mas Gandasari pada tahun 1500-an ini sebagai tarian seronok yang hanya mengumbar syahwat. Dan tarian ini pun kembali dilarang untuk ditampilkan.Setelah masa Gestapu usai ternyata cobaan hidup belum juga menjauhi Mimi Rasinah. Pada sekitar 1970 an kesenian yang diusungnya tidak mampu menghadapi gempuran kesenian tarling dan sandiwara Pantura, dan Mimi Rasinah beserta tari topengnya pun tersingkir. Kebangkrutan pun membuatnya harus merelakan seluruh topeng beserta asesorisnya dijual. Kemudian uang yang didapat ia gunakan untuk membangun kelompok sandiwara pantura. Selanjutnya hidup Mimi Rasinah pun makin menjauh dari takdirnya”. Ia kemudian melakoni beberapa pekerjaan mulai dari penabuh gamelan hingga pengasuh bayi.
Setelah 20 tahun berpisah dari “belahan jiwanyaBaru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, “menemukan kembali” Rasinah. tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona. Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana, membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang ada di Indramayu. Mimi Rasinah mampu menyulap kereyotan tubuhnya menjadi karakter yang tangkas, gesit, bahkan beringas. Ketakjuban pun merasuki dua penggiat tari tradisional asal Jawa Barat itu. Keduanya pun menyadari jika Mimi Rasinah masih memiliki energi untuk menarikan tari topeng yang membutuhkan stamina prima, kemudian keduanya pun mendorong Mimi Rasinah untuk kembali melakoni jalan hidupnya, jalan tari topeng Indramayu.
Mau tahu apa yang diminta Mimi Rasinah kepada kedua tamunya itu? Mimi Rasinah hanya meminta uang Rp 150.000 untuk dibelikan gigi palsu yang akan digunakannya untuk menggigit topeng. Sebagaimana kita ketahui topeng kayu tradisional dikenakan menutupi wajah dengan cara menggigit bagian yang menonjol yang ada di balik mulut topeng. Itulah sekelumit kisah yang dituturkan Endo Suanda, master etnomusicologi lulusan Wesleyan University tentang permintaan Mimi Rasinah. Dengan semangat berkesenian yang kembali menggelora Mimi Rasinah membuktikan bahwa usia bukanlah halangan baginya untuk melestarikan budaya bangsa. Undangan demi undangan dipenuhinya. Sampai akhirnya dunia bagi warga desa Kandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu ini tidak lagi sebatas kota keahirannya dan Jawa Barat saja, dunia pangungnya membentang hingga mancanegara setelah merentangkan selendang tarinya di negeri sakura Jepang hingga benua biru Eropa. Usia lanjut yang terus menapak naik tidak mampu membendung pesona aura magis dari tarian topeng yang dibawakannya. Jika ditanya apa yang harus dijalani serta mantra apa yang harus diucapkan, penari topeng yang pantang makan sebelum pertunjukan usai ini hanya berseloroh, “mau bayar berapa?”
Namun sayang, ditengah pergulatannya dalam melestarikan tarian tradisionai Mimi Rasinah terserang stroke setelah terjatuh saat ia mengambil air wudhu pada 2006 lalu. Namun jiwa ketegaran yang dimatangkan oleh tempaan hidup terus menggerakannya untuk terus menari serta mewariskan ilmu tari yang dimilikinya kepada generasi penerus. Stroke yang dideritanya tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melangkah tegap di jalan hidupnya. Mimi Rasinah masih bersemangat mempertunjukkan kekayaan budaya nusantara kepada umat manusia. Hal ini mengingatkan kita pada Sawitri yang juga maestro tari topeng asal Losari, Cirebon yang wafat sebelas tahun silam. Keduanya, Mimi Rasinah dan Mimi Sawitri, walaupun sakit namun mereka tidak bisa menahan diri rebahan di atas pembaringan empuk apabila mendengar gamelan ditabuh. Jiwa seni mereka terus memantik saraf-saraf motoriknya untuk terus menari, walau hanya dalam posisi duduk.
Untuk menyambut hari kelahirannya yang ke-80 tahun, Aerli dan sang suami berinisiatif menggelar acara Tari Topeng Indramayu terakbar. Dalam perayaan hari ulang tahun itu, Mimi Rasinah masih mempersiapkan dirinya untuk tampil di atas panggung. Acara tersebut diadakan di Indramayu, mereka yang tahu betul kehebatan Mimi Rasinah berduyun-duyun datang ke Indramayu. Sejumlah penari kelas atas juga hadir seperti Didi Ninik Towok, penari dari IKJ, UNJ, dan anak-anak sanggar tari milik Mimi.
Perayaan ini dibuka dengan penari-penari tamu dari luar Indramayu. Pada saat tarian utama, Topeng Kelana, Mimi Rasinah dibopong untuk ke panggung dengan perlengkapan tari sempurna. Meski hanya bagian tubuh sebelah kanan yang bisa digerakkannya, ia tetap meliukkan tangannya. Hampir 50 penari topeng Indramayu cilik memagarinya dan prosesi ini sangat mengharukan. Namun semangat Mimi Rasinah sangat membara. Tak ayal hal ini membuat suasana sangat melankolis dan hampir semua tamu yang hadir meneteskan air mata saat Mimi Rasinah memberikan Topeng Kelana, topeng kebanggannya selama ini pada cucunya, Aerli Rasinah.
Banyak orang besar pergi dengan isyarat tertentu, demikian juga dengan Mimi. Rabu 4 Agustus 2010 lalu dalam kondisi separuh badan mati akibat rongrongan stroke Mimi memenuhi undangan menari yang di gelar di Bentara Budaya Jakarta. Pada acara pentas seni dan pameran bertajuk Indramayu Dari Dekat ini Mimi Rasinah datang beserta keluarga dan kelompok tarinya. Dengan cara dibopong Mimi Rasinah naik ke atas panggung. Aura magisnya menyihir ratusan penonton saat ia memperagakan Tari Panji Rogoh Sukma. semua terkesima dan takjub menyaksikan. Sebagian penonton, bahkan, merasakan atmosfir kebesarannya saat sang legenda dibopong naik ke atas panggung. Dalam tarian yang merupakan puncak dari segala tarian topeng Indramayu tersebut Mimi duduk dengan nyaman, sementara Airli, cucu sekaligus pewarisnya, berdiri kokoh. Saat menarikan tari topeng ini penari dituntut mampu mengolah jiwa dengan menahan segala gerak tubuh. Dalam tarian yang sarat makna spiritual ini Mimi Rasinah menari dalam diam. Diam yang sebenar-benarnya diam.
Dan, tidak ada yang menduga jika tarian yang dipertunjukan tersebut merupakan persembahan terakhir dari sang maestro. Tidak akan pernah lagi kita dapat menyaksikan kegemulaian hingga keberingasan Mimi lagi. Pada 7 Agustus 2010 Nenek Rasinah telah dipanggil menghadap Sang Pencipta. Penari Rasinah telah benar-benar “diam”.Ya, sukma Mimi Rasinah telah meninggalkan jasad rentanya. Mimi Rasinah khawatir, bahkan takut, jika generasi penerus negeri ini tidak lagi melanjutkan perjuangannya.Yang mereka butuhkan hanya generasi muda yang mempertahankan kejayaan bangsa, termasuk budayanya.
Tweet
GAK ADA SALAH NYA KALO TAU KAN YA ?
Rasinah, Penari Topeng Indramayu yang Melegenda
Mimi Rasinah, demikian sang nenek biasa dipanggil. Mimi adalah panggilan untuk ibu bagi masyarakat di Cirebon dan Indramayu, sedang untuk ayah disebut mama. Dalam usianya yang renta Mimi Rasinah tetap bertekad untuk terus menarikan tarian topeng yang konon diciptakan pertama kali oleh Sunan Gunung Jati, salah seorang wali songo, sebagai alat diplomasi dalam penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. “Saya akan berhenti menari kalau sudah mati” itulah pancaran tekad dari penari legendaris yang tetap menari walau dalam kondisi fisik sakit. Baginya orang lain tidak perlu tahu jika ia sedang sakit. Ya, Mimi Rasinah bukanlah seniman cengeng. Pendiri sekaligus pengasuh Sanggar Mulya Bakti ini tidak pernah mengeluh dalam memperjuangkan jalan tarinya.
Mimi Rasinah lahir di dalam lingkungan keluarga seniman di Indramayu, Jawa Barat pada 3 Februari 1930. Ayahnya seorang dalang mengajarinya menari sejak berusia 5 tahun. Bahkan, saat Mimi Rasinah baru menginjak usia 7 tahun ayahnya sudah menempanya dengan mengajak Rasinah cilik mengamen berkeliling, bebarang sebutannya. Dalam menempuh jalan hidupnya Mimi Rasinah mengalami berbagai deraan berat yang bahkan sempat mematahkan semangatnya dalam melestarikan kesenian tari topeng Indramayu. Pada masa penjajahan Jepang tari topeng yang dibawakannya dianggap sebagai aktivitas mata-mata. Maka kelompok tari yang dipimpin oleh Lastra, ayah Mimi Rasinah, pun dibekukan. Bahkan pada masa agresi militer Belanda di tanah persada ini, dengan tuduhan yang sama seperti yang ditudingkan oleh tentara Bela Diri Jepang, ayah Mimi Rasinah ditembak mati tentara kolonial. Mungkin menurut analisis intelijen kedua tentara penjajah tari topeng merupakan kedok yang digunakan petugas telik sandi tentara republik untuk memata-matai mereka.
Badai kembali menerpa hidupnya, gelombang Gestapu yang menerjang bangsa Indonesia di zaman orde lama telah menyudutkan tarian yang pertama kali dibawakan oleh Nyi Mas Gandasari pada tahun 1500-an ini sebagai tarian seronok yang hanya mengumbar syahwat. Dan tarian ini pun kembali dilarang untuk ditampilkan.Setelah masa Gestapu usai ternyata cobaan hidup belum juga menjauhi Mimi Rasinah. Pada sekitar 1970 an kesenian yang diusungnya tidak mampu menghadapi gempuran kesenian tarling dan sandiwara Pantura, dan Mimi Rasinah beserta tari topengnya pun tersingkir. Kebangkrutan pun membuatnya harus merelakan seluruh topeng beserta asesorisnya dijual. Kemudian uang yang didapat ia gunakan untuk membangun kelompok sandiwara pantura. Selanjutnya hidup Mimi Rasinah pun makin menjauh dari takdirnya”. Ia kemudian melakoni beberapa pekerjaan mulai dari penabuh gamelan hingga pengasuh bayi.
Setelah 20 tahun berpisah dari “belahan jiwanyaBaru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, “menemukan kembali” Rasinah. tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona. Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana, membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang ada di Indramayu. Mimi Rasinah mampu menyulap kereyotan tubuhnya menjadi karakter yang tangkas, gesit, bahkan beringas. Ketakjuban pun merasuki dua penggiat tari tradisional asal Jawa Barat itu. Keduanya pun menyadari jika Mimi Rasinah masih memiliki energi untuk menarikan tari topeng yang membutuhkan stamina prima, kemudian keduanya pun mendorong Mimi Rasinah untuk kembali melakoni jalan hidupnya, jalan tari topeng Indramayu.
Mau tahu apa yang diminta Mimi Rasinah kepada kedua tamunya itu? Mimi Rasinah hanya meminta uang Rp 150.000 untuk dibelikan gigi palsu yang akan digunakannya untuk menggigit topeng. Sebagaimana kita ketahui topeng kayu tradisional dikenakan menutupi wajah dengan cara menggigit bagian yang menonjol yang ada di balik mulut topeng. Itulah sekelumit kisah yang dituturkan Endo Suanda, master etnomusicologi lulusan Wesleyan University tentang permintaan Mimi Rasinah. Dengan semangat berkesenian yang kembali menggelora Mimi Rasinah membuktikan bahwa usia bukanlah halangan baginya untuk melestarikan budaya bangsa. Undangan demi undangan dipenuhinya. Sampai akhirnya dunia bagi warga desa Kandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu ini tidak lagi sebatas kota keahirannya dan Jawa Barat saja, dunia pangungnya membentang hingga mancanegara setelah merentangkan selendang tarinya di negeri sakura Jepang hingga benua biru Eropa. Usia lanjut yang terus menapak naik tidak mampu membendung pesona aura magis dari tarian topeng yang dibawakannya. Jika ditanya apa yang harus dijalani serta mantra apa yang harus diucapkan, penari topeng yang pantang makan sebelum pertunjukan usai ini hanya berseloroh, “mau bayar berapa?”
Namun sayang, ditengah pergulatannya dalam melestarikan tarian tradisionai Mimi Rasinah terserang stroke setelah terjatuh saat ia mengambil air wudhu pada 2006 lalu. Namun jiwa ketegaran yang dimatangkan oleh tempaan hidup terus menggerakannya untuk terus menari serta mewariskan ilmu tari yang dimilikinya kepada generasi penerus. Stroke yang dideritanya tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melangkah tegap di jalan hidupnya. Mimi Rasinah masih bersemangat mempertunjukkan kekayaan budaya nusantara kepada umat manusia. Hal ini mengingatkan kita pada Sawitri yang juga maestro tari topeng asal Losari, Cirebon yang wafat sebelas tahun silam. Keduanya, Mimi Rasinah dan Mimi Sawitri, walaupun sakit namun mereka tidak bisa menahan diri rebahan di atas pembaringan empuk apabila mendengar gamelan ditabuh. Jiwa seni mereka terus memantik saraf-saraf motoriknya untuk terus menari, walau hanya dalam posisi duduk.
Untuk menyambut hari kelahirannya yang ke-80 tahun, Aerli dan sang suami berinisiatif menggelar acara Tari Topeng Indramayu terakbar. Dalam perayaan hari ulang tahun itu, Mimi Rasinah masih mempersiapkan dirinya untuk tampil di atas panggung. Acara tersebut diadakan di Indramayu, mereka yang tahu betul kehebatan Mimi Rasinah berduyun-duyun datang ke Indramayu. Sejumlah penari kelas atas juga hadir seperti Didi Ninik Towok, penari dari IKJ, UNJ, dan anak-anak sanggar tari milik Mimi.
Perayaan ini dibuka dengan penari-penari tamu dari luar Indramayu. Pada saat tarian utama, Topeng Kelana, Mimi Rasinah dibopong untuk ke panggung dengan perlengkapan tari sempurna. Meski hanya bagian tubuh sebelah kanan yang bisa digerakkannya, ia tetap meliukkan tangannya. Hampir 50 penari topeng Indramayu cilik memagarinya dan prosesi ini sangat mengharukan. Namun semangat Mimi Rasinah sangat membara. Tak ayal hal ini membuat suasana sangat melankolis dan hampir semua tamu yang hadir meneteskan air mata saat Mimi Rasinah memberikan Topeng Kelana, topeng kebanggannya selama ini pada cucunya, Aerli Rasinah.
Banyak orang besar pergi dengan isyarat tertentu, demikian juga dengan Mimi. Rabu 4 Agustus 2010 lalu dalam kondisi separuh badan mati akibat rongrongan stroke Mimi memenuhi undangan menari yang di gelar di Bentara Budaya Jakarta. Pada acara pentas seni dan pameran bertajuk Indramayu Dari Dekat ini Mimi Rasinah datang beserta keluarga dan kelompok tarinya. Dengan cara dibopong Mimi Rasinah naik ke atas panggung. Aura magisnya menyihir ratusan penonton saat ia memperagakan Tari Panji Rogoh Sukma. semua terkesima dan takjub menyaksikan. Sebagian penonton, bahkan, merasakan atmosfir kebesarannya saat sang legenda dibopong naik ke atas panggung. Dalam tarian yang merupakan puncak dari segala tarian topeng Indramayu tersebut Mimi duduk dengan nyaman, sementara Airli, cucu sekaligus pewarisnya, berdiri kokoh. Saat menarikan tari topeng ini penari dituntut mampu mengolah jiwa dengan menahan segala gerak tubuh. Dalam tarian yang sarat makna spiritual ini Mimi Rasinah menari dalam diam. Diam yang sebenar-benarnya diam.
Dan, tidak ada yang menduga jika tarian yang dipertunjukan tersebut merupakan persembahan terakhir dari sang maestro. Tidak akan pernah lagi kita dapat menyaksikan kegemulaian hingga keberingasan Mimi lagi. Pada 7 Agustus 2010 Nenek Rasinah telah dipanggil menghadap Sang Pencipta. Penari Rasinah telah benar-benar “diam”.Ya, sukma Mimi Rasinah telah meninggalkan jasad rentanya. Mimi Rasinah khawatir, bahkan takut, jika generasi penerus negeri ini tidak lagi melanjutkan perjuangannya.Yang mereka butuhkan hanya generasi muda yang mempertahankan kejayaan bangsa, termasuk budayanya.
Tweet
Mimi Rasinah, demikian sang nenek biasa dipanggil. Mimi adalah panggilan untuk ibu bagi masyarakat di Cirebon dan Indramayu, sedang untuk ayah disebut mama. Dalam usianya yang renta Mimi Rasinah tetap bertekad untuk terus menarikan tarian topeng yang konon diciptakan pertama kali oleh Sunan Gunung Jati, salah seorang wali songo, sebagai alat diplomasi dalam penyebaran agama Islam di wilayah Cirebon. “Saya akan berhenti menari kalau sudah mati” itulah pancaran tekad dari penari legendaris yang tetap menari walau dalam kondisi fisik sakit. Baginya orang lain tidak perlu tahu jika ia sedang sakit. Ya, Mimi Rasinah bukanlah seniman cengeng. Pendiri sekaligus pengasuh Sanggar Mulya Bakti ini tidak pernah mengeluh dalam memperjuangkan jalan tarinya.
Mimi Rasinah lahir di dalam lingkungan keluarga seniman di Indramayu, Jawa Barat pada 3 Februari 1930. Ayahnya seorang dalang mengajarinya menari sejak berusia 5 tahun. Bahkan, saat Mimi Rasinah baru menginjak usia 7 tahun ayahnya sudah menempanya dengan mengajak Rasinah cilik mengamen berkeliling, bebarang sebutannya. Dalam menempuh jalan hidupnya Mimi Rasinah mengalami berbagai deraan berat yang bahkan sempat mematahkan semangatnya dalam melestarikan kesenian tari topeng Indramayu. Pada masa penjajahan Jepang tari topeng yang dibawakannya dianggap sebagai aktivitas mata-mata. Maka kelompok tari yang dipimpin oleh Lastra, ayah Mimi Rasinah, pun dibekukan. Bahkan pada masa agresi militer Belanda di tanah persada ini, dengan tuduhan yang sama seperti yang ditudingkan oleh tentara Bela Diri Jepang, ayah Mimi Rasinah ditembak mati tentara kolonial. Mungkin menurut analisis intelijen kedua tentara penjajah tari topeng merupakan kedok yang digunakan petugas telik sandi tentara republik untuk memata-matai mereka.
Badai kembali menerpa hidupnya, gelombang Gestapu yang menerjang bangsa Indonesia di zaman orde lama telah menyudutkan tarian yang pertama kali dibawakan oleh Nyi Mas Gandasari pada tahun 1500-an ini sebagai tarian seronok yang hanya mengumbar syahwat. Dan tarian ini pun kembali dilarang untuk ditampilkan.Setelah masa Gestapu usai ternyata cobaan hidup belum juga menjauhi Mimi Rasinah. Pada sekitar 1970 an kesenian yang diusungnya tidak mampu menghadapi gempuran kesenian tarling dan sandiwara Pantura, dan Mimi Rasinah beserta tari topengnya pun tersingkir. Kebangkrutan pun membuatnya harus merelakan seluruh topeng beserta asesorisnya dijual. Kemudian uang yang didapat ia gunakan untuk membangun kelompok sandiwara pantura. Selanjutnya hidup Mimi Rasinah pun makin menjauh dari takdirnya”. Ia kemudian melakoni beberapa pekerjaan mulai dari penabuh gamelan hingga pengasuh bayi.
Setelah 20 tahun berpisah dari “belahan jiwanyaBaru pada 1994, Endo Suanda dan seorang rekannya sesama dosen di STSI Bandung, Toto Amsar Suanda, “menemukan kembali” Rasinah. tarian topeng Kelana yang dipertunjukkan Rasinah membuat keduanya terpesona. Aura magis yang ada, serta karakter yang berubah-ubah sesuai dengan karakter 8 topeng yang ada, dari mulai topeng panji sampai kelana, membuatnya terpesona. Seketika itu juga semangat Rasinah untuk menari kembali bangkit, dan Rasinah mulai kembali berpentas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Keseriusan Mimi Rasinah dalam menggeluti kesenian ini dibuktikan dengan mempertahankan tradisi tari ini, sehingga banyak yang menyebutnya klasik. Mimi Rasinah juga aktif mengajarkan tari topeng ke sekolah-sekolah yang ada di Indramayu. Mimi Rasinah mampu menyulap kereyotan tubuhnya menjadi karakter yang tangkas, gesit, bahkan beringas. Ketakjuban pun merasuki dua penggiat tari tradisional asal Jawa Barat itu. Keduanya pun menyadari jika Mimi Rasinah masih memiliki energi untuk menarikan tari topeng yang membutuhkan stamina prima, kemudian keduanya pun mendorong Mimi Rasinah untuk kembali melakoni jalan hidupnya, jalan tari topeng Indramayu.
Mau tahu apa yang diminta Mimi Rasinah kepada kedua tamunya itu? Mimi Rasinah hanya meminta uang Rp 150.000 untuk dibelikan gigi palsu yang akan digunakannya untuk menggigit topeng. Sebagaimana kita ketahui topeng kayu tradisional dikenakan menutupi wajah dengan cara menggigit bagian yang menonjol yang ada di balik mulut topeng. Itulah sekelumit kisah yang dituturkan Endo Suanda, master etnomusicologi lulusan Wesleyan University tentang permintaan Mimi Rasinah. Dengan semangat berkesenian yang kembali menggelora Mimi Rasinah membuktikan bahwa usia bukanlah halangan baginya untuk melestarikan budaya bangsa. Undangan demi undangan dipenuhinya. Sampai akhirnya dunia bagi warga desa Kandangan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu ini tidak lagi sebatas kota keahirannya dan Jawa Barat saja, dunia pangungnya membentang hingga mancanegara setelah merentangkan selendang tarinya di negeri sakura Jepang hingga benua biru Eropa. Usia lanjut yang terus menapak naik tidak mampu membendung pesona aura magis dari tarian topeng yang dibawakannya. Jika ditanya apa yang harus dijalani serta mantra apa yang harus diucapkan, penari topeng yang pantang makan sebelum pertunjukan usai ini hanya berseloroh, “mau bayar berapa?”
Namun sayang, ditengah pergulatannya dalam melestarikan tarian tradisionai Mimi Rasinah terserang stroke setelah terjatuh saat ia mengambil air wudhu pada 2006 lalu. Namun jiwa ketegaran yang dimatangkan oleh tempaan hidup terus menggerakannya untuk terus menari serta mewariskan ilmu tari yang dimilikinya kepada generasi penerus. Stroke yang dideritanya tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melangkah tegap di jalan hidupnya. Mimi Rasinah masih bersemangat mempertunjukkan kekayaan budaya nusantara kepada umat manusia. Hal ini mengingatkan kita pada Sawitri yang juga maestro tari topeng asal Losari, Cirebon yang wafat sebelas tahun silam. Keduanya, Mimi Rasinah dan Mimi Sawitri, walaupun sakit namun mereka tidak bisa menahan diri rebahan di atas pembaringan empuk apabila mendengar gamelan ditabuh. Jiwa seni mereka terus memantik saraf-saraf motoriknya untuk terus menari, walau hanya dalam posisi duduk.
Untuk menyambut hari kelahirannya yang ke-80 tahun, Aerli dan sang suami berinisiatif menggelar acara Tari Topeng Indramayu terakbar. Dalam perayaan hari ulang tahun itu, Mimi Rasinah masih mempersiapkan dirinya untuk tampil di atas panggung. Acara tersebut diadakan di Indramayu, mereka yang tahu betul kehebatan Mimi Rasinah berduyun-duyun datang ke Indramayu. Sejumlah penari kelas atas juga hadir seperti Didi Ninik Towok, penari dari IKJ, UNJ, dan anak-anak sanggar tari milik Mimi.
Perayaan ini dibuka dengan penari-penari tamu dari luar Indramayu. Pada saat tarian utama, Topeng Kelana, Mimi Rasinah dibopong untuk ke panggung dengan perlengkapan tari sempurna. Meski hanya bagian tubuh sebelah kanan yang bisa digerakkannya, ia tetap meliukkan tangannya. Hampir 50 penari topeng Indramayu cilik memagarinya dan prosesi ini sangat mengharukan. Namun semangat Mimi Rasinah sangat membara. Tak ayal hal ini membuat suasana sangat melankolis dan hampir semua tamu yang hadir meneteskan air mata saat Mimi Rasinah memberikan Topeng Kelana, topeng kebanggannya selama ini pada cucunya, Aerli Rasinah.
Banyak orang besar pergi dengan isyarat tertentu, demikian juga dengan Mimi. Rabu 4 Agustus 2010 lalu dalam kondisi separuh badan mati akibat rongrongan stroke Mimi memenuhi undangan menari yang di gelar di Bentara Budaya Jakarta. Pada acara pentas seni dan pameran bertajuk Indramayu Dari Dekat ini Mimi Rasinah datang beserta keluarga dan kelompok tarinya. Dengan cara dibopong Mimi Rasinah naik ke atas panggung. Aura magisnya menyihir ratusan penonton saat ia memperagakan Tari Panji Rogoh Sukma. semua terkesima dan takjub menyaksikan. Sebagian penonton, bahkan, merasakan atmosfir kebesarannya saat sang legenda dibopong naik ke atas panggung. Dalam tarian yang merupakan puncak dari segala tarian topeng Indramayu tersebut Mimi duduk dengan nyaman, sementara Airli, cucu sekaligus pewarisnya, berdiri kokoh. Saat menarikan tari topeng ini penari dituntut mampu mengolah jiwa dengan menahan segala gerak tubuh. Dalam tarian yang sarat makna spiritual ini Mimi Rasinah menari dalam diam. Diam yang sebenar-benarnya diam.
Dan, tidak ada yang menduga jika tarian yang dipertunjukan tersebut merupakan persembahan terakhir dari sang maestro. Tidak akan pernah lagi kita dapat menyaksikan kegemulaian hingga keberingasan Mimi lagi. Pada 7 Agustus 2010 Nenek Rasinah telah dipanggil menghadap Sang Pencipta. Penari Rasinah telah benar-benar “diam”.Ya, sukma Mimi Rasinah telah meninggalkan jasad rentanya. Mimi Rasinah khawatir, bahkan takut, jika generasi penerus negeri ini tidak lagi melanjutkan perjuangannya.Yang mereka butuhkan hanya generasi muda yang mempertahankan kejayaan bangsa, termasuk budayanya.
Tweet
Senin, 25 November 2013
BATIK INTERNASIONAL
BAtik Indonesia menjadi semakin terkenal setelah memperoleh pengakuan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB yang memutuskan batik Indonesia sebagai warisan pusaka dunia. Pengakuan yang diberikan pada 2 Oktober 2009 lalu menjadi tonggak penting untuk eksistensi batik di dunia internasional. Dalam rentang waktu sangat panjang batik hadir di bumi Nusantara. Batik sudah ada sejak zaman nenek moyang Indonesia.
Kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: amba, yang bermakna 'menulis' dan titik, yang bermakna 'titik'. Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik membatik kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilanka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia, percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Adapun detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan Buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Sementara pada legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin, menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan dia hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa. Kemudian keempat lembar kain tersebut ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik pertama kali diceritakan dalam buku History of Java, London, 1817 tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda, Van Rijekevorsel, memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19. Saat itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Kemudian sejak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, Adapun pada batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri membatik ini hingga menghasilkan kain pelangi dan kain telepok.
Pada akhirnya batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa. Sejak masa lampau, para perempuan menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan. Hingga ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke bidang ini. Kemudian terjadi fenomena batik pesisir yang memiliki garis maskulin hingga bisa terlihat pada corak "Mega Mendung". Bagi masyarakat di daerah pesisir ini, pekerjaan membatik merupakan sebuah kelaziman bagi kaum lelaki.
Berbicara tradisi membatik, pada mulanya batik merupakan tradisi yang turun-temurun dari masyarakat Jawa. Boleh jadi, terkadang untuk suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Adapun batik Cirebon bermotif mahluk laut dan pengaruh Tionghoa.
Dalam sejarah Indonesia, batik kemudian menjadi busana yang dikenakan oleh para tokoh, mulai dari masa sebelum kemerdekaan hingga sekarang. Di awal tahun 80-an, dalam diplomasi ke luar negeri, Presiden Soeharto mengatakan batik sebagai warisan nenek moyang Indonesia, terutama masyarakat Jawa yang hingga kini dikenakan oleh berbagai kalangan dan usia. Dengan pengakuan UNESCO dan ditetapkannya Hari Batik Nasional pada 2 Oktober semakin menempatkan batik tak hanya budaya Indonesia, tapi jati diri dan indentitas bangsa. (IRIB Indonesia/Tempo.co)
5 Warisan Budaya Indonesia yang Menjadi Kebanggaan Dunia
Sebagai
warga negara Indonesia, kita patut berbangga bahwa 5 warisan budaya
Indonesia turut menjadi kebanggaan dunia. Apa saja budaya tersebut dan
apa yang membuatnya menjadi kebanggan dunia? Simak ulasannya berikut
ini:
1. Wayang
Wayang
diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia pada tahun
2003. Wayang sebagai “Karya Agung Budaya Dunia” yang diakui oleh UNESCO
bukan hanya wayang Jawa tapi wayang Indonesia, termasuk wayang Bali,
wayang golek Sunda, wayang Lombok, dll. Cerita-cerita yang dimainkan
berkisah tentang dewa-dewi, persilatan, percintaan dan kepahlawanan yang
pertunjukkannya selalu diiringi dengan musik gamelan.
Sang
dalang dalam pertunjukan wayang sangat pandai membawa suasana emosi
penonton mulai dari serunya peperangan sampai cerita lucu yang dibawakan
sang dalang sampai membuat penonton tertawa. Tahun 1950-1960an adalah
puncak kejayaan wayang yang diakui para peneliti Barat, sebagai seni
pertunjukan terindah di dunia.
2. Keris

UNESCO menyatakan Keris sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity”
pada tanggal 25 November 2005. Keris merupakan senjata tradisional
Indonesia yang diyakini mengandung kekuatan supranatural. Raja-raja di
nusantara menjadikan keris menjadi senjata pusaka. Keris telah digunakan
sejak abad ke-9 dibuat dengan logam dan gagangnya dibuat dari tulang,
tanduk atau kayu. Keris dibuat dari logam yang berkualitas.
Keris
Kuno bahkan logamnya berasal dari meteor yang jatuh ke bumi. Para
Peneliti menyebut bahwa keris kuno mengandung unsur logam titanium suatu
bahan yang baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan
angkasa luar, tapi ternyata para Mpu pembuat keris telah menemukannya
terlebih dahulu sebagai bahan pembuat keris.
3. Batik

Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage).
Batik dihasilkan dengan proses penulisan gambar atau ragam hias pada
media apapun dengan menggunakan lilin panas dengan menggunakan canting.
Batik biasanya digambar pada kain katun dan sutra. Kesenian batik telah
dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada
kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Menurut
Prof. Yohanes Surya, PhD, ahli fisika Indonesia, Batik adalah lukisan
tentang alam dan dinamikanya. Berbeda dengan para pelukis naturalis yang
melukis alam persis seperti apa yang dilihatnya, para pencipta batik
melukis alam dari sisi yang lebih dalam. Pencipta batik mencari pola
dasar dari suatu fenomena yang dilihatnya itu. Dari pola dasar ini
ditambah dengan beberapa aturan sederhana, pencipta batik dapat
menghasilkan lukisan batik. Butuh suatu kejeniusan untuk melihat pola
dasar dan mencari aturan ini.
4. Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal
(bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat
berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat
dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh
benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar
dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar
maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik
tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog. Angklung terdaftar
sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi
Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
5. Tari Saman
Tari
Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian
Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo.
Dalam
beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan
dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari
Gayo di Aceh Tenggara. Tarian saman termasuk salah satu tarian yang
cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan
lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua
gerak ini adalah bahasa Gayo) Tari Saman dari Gayo Lues dan sekitarnya
di Provinsi Aceh resmi diakui dan masuk dalam daftar warisan budaya tak
benda yang memerlukan perlindungan mendesak UNESCO, pada Sidang akbar
tahunan yang dihadiri lebih dari 500 anggota delegasi dari 69 negara,
LSM internasional, pakar budaya dan media di Bali pada 22 sampai 29
November 2011 lalu.
sumber: www.unikgaul.com
Langganan:
Komentar (Atom)