Selasa, 19 November 2013
budaya yang terlupakan .........
Tak bisa kita pungkiri seiring dengan perubahan zaman dan terjadinya akulturasi budaya luar, serta peranan teknologi yang semakin maju membuat kita lupa akan tradisi dan jati diri “natural” di mana kita dikandung, dilahirkan dan dibesarkan. Terutama para generasi muda, sebagai tonggak penerus bangsa, dewasa ini sedikit demi sedikit mulai terkikis dan hampir kehilangan jati dirinya. Mereka semua telah terbius oleh budaya-budaya barat yang dinilai sangat menyimpang dan bertolak belakang dengan budaya ketimuran kita.Dimulai dari gaya pakaian yang “sok kebarat-baratan” yang kurang etis, kemudian lifestyle,budaya hedonis,dan tak ketinggalan pula adalah pergaulan bebas yang telah melanda generasi muda kita.
“Solo kotaku, Jawa budayaku” atau “ Solo The Spirit of Java “sebuah jargon yang tidak asing lagi bagi kita sekarang ini. Sebuah spirit baru yang membangkitkan kita dari keterpurukan krisis tradisi dan mencoba mengingatkan kita untuk mulai menggali peninggalan tradisi dan jati diri kita sebagai generasi masyarakat Solo yang berbudaya dan berjati Diri
Kaum muda sekarang ini mungkin bisa dikatakan sudah kehilangan jati dirinya. Tidak ada lagi nilai-nilai tradisi yang dapat tertanam dalam kehidupan mereka sebagai identitas pribadi. Contohnya saja, tidak ada lagi rasa hormat kepada orang yang lebih tua melalui tindakan-tindakan yang mencerminkan orang Jawa. Sekarang hampir tidak terlihat seorang anak muda membungkukkan badan saat melintas di depan orang yang lebih tua.Malahan yang ada justru “Budaya Urak-an dan tidak etis “ yang dirasa justru lebih gaul dan “ anak muda banget” ditengah kekangan etika dan norma yang mereka anggap “usang”. Generasi muda pun juga jarang menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar secara penerapannya.Padahal kalau kita cermati secara detail banyak makna filosofis dan simbolis yang bisa kita gali dari sebuah kearifan budaya lokal Solo sebagai kekayaan tradisi yang dimiliki oleh “Adat Ketimuran “. Kesemuanya itu mengandung nilai filosofis dan melahirkan identitas kebudayaan Jawa. Kebudayaan tersebut hingga kini telah mengakar ke masyarakat Kota Solo, dan daerah luas sekitarnya.Kita tentunya tahu, bahwa sebelum terbentuknya pemerintahan Indonesia, bumi jawa dwipa ini berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja. Sebagai bumi jawa, tentunya kita senang, sebab di dalamnya terdapat nilai dan kearifan yang hingga sampai kini masih kita kenal, meskipun sekarang sudah jarang kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu sebagai masyarakat jawa kita harus mampu mengembalikan sekaligus mempraktekan kembali dalam kearifan jawa . Sebab jika dikaji lebih dalam lagi, ternyata banyak sekali kearifan lokal serta nilai-nilai budaya jawa yang mampu mengantarkan masyarakatnya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan yang diharapkan seluruh insan.
Karena itu Pemerintah Kota Solo harus mengayuh bersama masyarakat dan generasi muda untuk bangkit dari krisis tradisi. Dan mungkin bisa dimulai dengan cara mengenalkan, mensosialisasikan, membiasakan kemudian diharapkan mencintai kebudayaan. Melalui pengajaran dan penanaman nilai-nilai tradisi dari seluruh lembaga pendidikan. Aneka kegiatan yang dapat meningkatkan minat masyarakat luas dan generasi muda untuk lebih mengenal kebudayaan Solo. Seperti festival kesenian, wisata budaya, parade kesenian, pameran, konser budaya, dan kegiatan lainnya yang dapat mendukung terwujudnya Kota Solo sebagai Kota Budaya. Selain itu juga perlu dan harus diterapkan nilai-nilai adat ketimuran di tengah gencarnya arus nilai-nilai barat yang tengah melanda generasi muda kita.
Dalam hal ini, Budaya merupakan salah satu alat untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. Dengan mengenal, memahami, serta memaknai kebudayaan suatu daerah, maka seseorang tidak hanya dapat mengagumi hasil karya pendahulunya yang memiliki maha karya seni yang tinggi, tetapi juga dapat menjadi acuan dalam menerapkan falsafah hidup yang selaras, serasi, serta seimbang dalam kehidupan masyarakat. Mengenal kebudayaan yang ada haruslah disertai dengan pemahaman secara integral tentang nilai-nilai yang terkandung di dalammya.
Dalam bermasyarakat, sebagai orang Jawa harus mampu menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa yang ada dalam diri manusia. Dengan berkembangnya kebudayaan yang ada di Kota Solo yang terus menerus diuri-uri atau dilestarikan oleh masyarakat sekitar akan terus mengakar sampai ke generasi selanjutnya. Sehingga, generasi mendatang bisa menikmati hasil kebudayaan bangsanya sendiri.
Karena maju mundurnya kebudayaan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang paling dominan antara lain dipengaruhi oleh pergeseran nilai dan makna dari kebudayaan itu sendiri. Sebagai generasi penerus yang cinta akan pelestarian budaya, sudah sepantasnya kita harus bangkit dan mendayagunakan seluruh tenaga dan pikiran, serta kreativitas yang ada untuk mengembangkan kebudayaan tersebut dengan tetap mengacu pada nilai nilai dasar budaya yang ada.
Tujuan untuk mewujudkan generasi muda Kota Solo yang berwawasan maju,cakap berkomunikasi,berkepribadian menarik,memahami jatidiri Kota Solo serta menjunjung tinggi etika yang termanifestasikan dalam tindakan dan perilaku sebagai orang Jawa yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam melestarikan nilai-nilai tradisi bangsa.
Kita semua adalah generasi muda penerus warisan leluhur budaya jawa .Nilai-nilai tradisi bangsa yang betul-betul diharapkan masuk ke jiwa generasi muda Kota Solo sebagai generasi yang bangga dengan keberadaannya sebagai pewaris peradaban yang betul-betul mencintai dan melestarikan warisan para pendahulunya .Dan diharapkan pula kita mampu dan mau untuk belajar kebudayaan sendiri.SEMOGA……
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar